chapter 24

703 84 25
                                    

24. Tawuran

.
.
.
.
.
.

Hasil pembicaraan antara Romeo, Farel dan Leon semalam tidak ada yang tau. Para anak-anak sengaja tidak diberitahu oleh para orang tua hingga beberapa saat kedepan.

Hari ini adalah tanggal merah. JASA memutuskan untuk bermain keluar rumah untuk sekedar jalan-jalan. Terutama untuk menghibur suasana hati Savier yang dari semalam sangat buruk itu.

"Stop stop stop!" Seru Agel yang tiba-tiba saja menghentikan langkahnya.

Agam, Jevan dan Savier sontak menghentikan langkahnya sambil menatap aneh kearah Agel.

"Kenapa?" Tanya Savier.

Bukannya menjawab pertanyaan Savier, Agel malah melangkahkan kakinya kepinggir trotoar dan duduk disana.

Jevan dengan polosnya ikut duduk disebelah Agel. Agam dan Savier yang tidak punya pilihan lain hanya ikut duduk didekat Jevan dan Agel.

"Kita duduk disini aja." Titah Agel.

"Kenapa harus dipinggir jalan sih? Di kafe kan bisa." Protes Savier yang merasa tidak setuju dengan tindakan Agel.

Agam mengangguk setuju, "iya, Lo traktir." Lanjutnya.

"Enak aja Lo berdua. Dikata gue bandar uang apa."

"Lo kan belum traktir gue, ger. Sekali-kali jadi temen yang berakhlak kek."

"Iya." Agam manggut-manggut.

"Lo udah gue traktir ya gam waktu itu sama si bocil."

"Gak puas."

"Lo mana bisa puas soal traktiran gam,"

"Tuh kan curang. Lo traktir mereka sedangkan gue engga."

"Waktu itu gue mau beliin Lo susu strawberry, tapi gue balikin."

"Kok dibalikin?!"

"Gue masih dendam ya, insiden ager letoy!"

"HEH LO SEMUA!! TANGGUNG JAWAB GAK?!" Teriakan seseorang menghentikan perdebatan antara ketiga anak itu.

Mereka bisa melihat ada Saga dan Revan yang sedang menatap kearah mereka dengan tajam.

"Kenapa sih?" Tanya Agel.

"Ade gue ikut tawuran gara-gara Lo semua!"

"Hah?!"

===°°°===

Jevan memasang wajah cemberut ketika ketiga kawannya itu sedang asik bertengkar. Agam yang biasanya kalem pun tumben tumbenan jadi ikut berdebat. Saat sedang asik asiknya menggambar di aspal dengan batu kerikil yang dia temukan, perhatian Jevan teralih ketika mendengar suara gaduh yang sepertinya berada tak jauh dari posisinya.

Jevan kepo, tapi sepertinya teman-temannya tidak ada yang menyadari akan hal itu. Jadi bermodal nekat, Jevan berjalan meninggalkan ketiga temannya yang masih belum sadar dengan kepergian Jevan.

Sesampainya di sumber suara gaduh itu, mata Jevan langsung berbinar antusias ketika melihat segerombolan pemuda sedang melakukan tawuran.

Jevan masih penasaran dengan tawuran. Matanya semakin berbinar ketika mendapati jika Gama berada ditengah-tengah perkumpulan remaja yang sedang tawuran itu.

Dengan ringannya Jevan menyalip ketengah tengah kerumunan dan menghampiri Gama.

"GAMA!" Teriak Jevan menyapa.

JASA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang