chapter 6

895 96 1
                                    

6. Pacar Jevan?

.
.
.
.
.
.

"Ekhem." Dehem Agel sengaja mencari perhatian teman-temannya.

Agam, Jevan dan Savier langsung menolehkan kepalanya kearah Agel.

"Agel batuk? Mau sirop? Kemaren bang Saga baru beli sirop rasa melon." ujar Jevan.

Pria itu langsung berdiri untuk membuatkan sirop.

"Eh eh eh, gausah! Sini Lo duduk!" Larang Agel sambil menarik tangan Jevan untuk duduk disampingnya.

Agam menatap aneh kearah Agel. Pasti ada sesuatu yang direncanakan oleh pria itu.

"Jadi besok weekend ya." Ujar Agel basa-basi memulai pembicaraan.

Agam, Jevan dan Savier mengangguk.

"Terus?" Tanya Agam. Pria itu melipatkan kedua tangannya didepan dada sambil bersender di sofa. Dia menatap tajam kearah Agel seolah mengatakan, 'gausah ngelakuin hal yang macem-macem.'

Agel menghiraukan tatapan tajam dari Agam. Dia tetap melanjutkan rencananya.

"Besok kita ke kebun deket pos ronda komplek sebelah yok, katanya disana banyak buah mangga." Ajak Agel dengan semangat.

Savier hanya mendengus malas. Dia sudah tau rencana Agel sepenuhnya. Jevan sendiri sudah berbinar ketika mendengar kata 'mangga' dari mulut Agel. Sedangkan Agam mengerenyit bingung mendengar perkataan Agel.

'pohon mangga? Bukannya disana tempatnya pohon karet ya? Sejak kapan berubah?' batinnya bertanya-tanya.

Baru saja Agam akan menanyakan kebingungannya, Agel segera melanjutkan perkataannya.

"Berangkatnya sendiri-sendiri oke? Kita buat tantangan. Yang sampai duluan yang dapat jatah mangga paling banyak!" Ujar Agel menggebu-gebu.

Jevan semakin antusias. Bahkan di kepalanya dia sudah merencanakan untuk bergadang supaya bisa datang paling cepat.

"Oke! Jevan setuju!" Seru Jevan sambil bertepuk tangan heboh.

Agel tersenyum puas. Dia mengajak Jevan bertos ria.

Sementara Agam dan Savier menatap Jevan dengan kasian. Sepertinya Jevan tidak boleh dibiarkan berkeliaran sendirian. Anak itu bisa manut hanya dengan dikasih buah mangga dan boneka chimmy.

"Ada apa ini rame-rame?" Tanya seseorang sambil menyembulkan kepalanya di pintu kamar Jevan.

"ABANG!" Seru Jevan antusias sambil berlari dan memeluk sosok yang dia panggil 'abang' itu.

"Adenya Abang kenapa ceria banget hari ini?" Tanya Saga-kakaknya Jevan.

Jevan dengan semangat menceritakan cerita dari Agel yang memberikannya gantungan ponsel chimmy sampai tantangan yang diberikan oleh Agel.

"Pohon mangga? Sejak kapan?" Tanya Saga yang merasa janggal dengan cerita adiknya itu.

Dia menatap satu persatu teman adiknya dengan tatapan menuntut penjelasan. Dia jadi curiga kalau adiknya pengen di apa-apain sama mereka.

"Emm.... Itu bang, tadi Agel lewat sana. Dan ternyata udah diganti jadi pohon mangga. Udah gitu buahnya lebat banget bang. Mateng mateng semua." Karang Agel dengan lancar.

Saga menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, padahal dia baru saja pulang lewat jalan itu. Diganti dari mananya, yang ada pohon karetnya semakin tinggi dan bau.

"Oh iya bang, Jevan juga nemu- eh engga deh. Masih rahasia Jevan." Ucap Jevan ambigu.

Agel dan Savier semakin curiga jika anak itu sudah punya pacar.

JASA [TAMAT]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz