chapter 27

686 76 10
                                    

27. Tumbangnya Savier

.
.
.
.
.
.

"gue mau minta maaf." Ujar Arkan tiba-tiba.

Saat ini Savier dan Arkan sedang berdiri ditempat yang agak jauh dari keramaian. Kedua saudara itu memilih menepi sejenak guna membicarakan masalah yang terjadi diantara mereka.

Savier langsung mengangkat wajahnya, dia menatap kearah Arkan dengan bingung.

"Kenapa minta maaf?" Tanya Savier.

Arkan memilin lengannya, jujur saja dia merasa malu ketika berdiri ditengah-tengah keluarga ini.

"Karena kehadiran gue bikin keluarga Lo hancur." Ujar Arkan pelan. Anak itu bahkan tidak sanggup untuk mengangkat kepalanya.

Savier tertawa kecil, dia menepuk pundak Arkan dengan pelan.

"Jangan salahin diri Lo sendiri, semua yang terjadi murni akibat kesalahan pria itu. Lo juga korban disini. Bedanya Lo lebih beruntung bisa ngabisin banyak waktu sama dia." Savier menyahut dengan enteng. Seakan-akan semua itu tidak berarti banyak untuknya.

Kenyataan memang tidak seperti itu, Savier selalu berharap jika hatinya bisa sekuat topeng yang selalu dia pasang. Dia selalu menangis setiap malam. Dia merindukan ibunya. Apakah ibunya pergi karena kelakuan ayahnya juga?

Sementara Arkan terdiam tepat setelah Savier menyelesaikan perkataannya. Dia mengerti maksud Savier. Dan Arkan dibuat semakin bersalah pada pria itu.

"Gak usah ngerasa bersalah kaya gitu, posisi pria itu udah banyak yang isi di hidup gue. Jadi jalanin aja kehidupan Lo kaya biasa, tanpa harus mikirin perasaan gue.".

Setelah mengatakan itu, Savier segera pergi meninggalkan Arkan dan Leon yang sedari tadi menguping. Leon mengepalkan kedua tangannya, dia sudah gagal menjadi seorang ayah bagi anaknya.

===°°°===

Savier kembali dengan wajah cerahnya. Dia berjalan seolah tidak ada beban yang menghimpit hatinya.

"Halo bro!" Sapanya ramah. Pria itu kembali duduk ditempat yang dia tempati sebelumnya.

Namun tidak ada jawaban. Agel dan Agam hanya sibuk pada urusan masing-masing. Sedangkan Jevan menunduk sambil memperhatikan jagungnya yang sudah habis setengah.

Senyum di wajah Savier langsung luntur. Pria itu menghela nafasnya pelan sebelum cairan bening jatuh begitu saja dari sudut matanya.

"Gu-gue gak sanggup hiks.... Mau ketemu mama...." Racaunya.

Tangisan pilu dari Savier langsung menarik perhatian semua orang. Jevan bahkan sudah menjatuhkan jagungnya, anak itu langsung memeluk tubuh Savier.

Farel dan Romeo segera menghampiri Savier. Sementara Garel hanya menatap bingung. Pria itu masih belum tau masalah yang terjadi pada keluarga Savier.

Saga yang peka akan ekspresi kebingungan dari Garel dengan senang hati langsung menceritakannya. Setelah mendengar cerita singkat dari Saga, Garel langsung mengepalkan tangannya emosi. Dia tau bagaimana rasanya dikhianati. Apalagi sampai memiliki anak dengan orang lain.

"Savier kenapa hm?" Tanya Romeo lembut sambil memeluk tubuh pemuda itu.

"Mama.... Savier mau mama hiks...."

JASA [TAMAT]Where stories live. Discover now