Side story Jevan

739 75 9
                                    

Anak kecil berusia 6 tahun itu sedang duduk sendirian diatas tempat tidurnya. Dia sedang bermain robot-robotan dengan mulut mungil yang terus mengeluarkan suara. Pipi chubby nya bergerak seirama dengan mulut nya.

"Boom! Laliii.... Ada lobot laksasaaa...." Teriaknya heboh. Tangannya menggerak-gerakkan robot itu kearah tumpukan bonekanya.

Ceklek

"Jevan?" Romeo masuk kedalam kamar sang putra.

Dia tersenyum gemas melihat Jevan yang sibuk sendiri. Pipinya sudah kemerahan. Matanya melotot seru atas kegiatan yang sedang dia lakukan.

"Jevan lagi apa?" Tanya Romeo sambil duduk disamping Jevan. Tangan kekarnya mengelus rambut sang anak.

Jevan menoleh, mata bulatnya mengerjap.

"Daddy disini? Kok Jevan nda tau?" Tanyanya bingung.

Romeo terkekeh kecil, dia memeluk tubuh Jevan lalu menggulingkan tubuhnya. Jevan terpekik kecil karena badannya ikut terlentang.

"Daddy ih! Mainan Jevan jadi belantakan!" Ocehnya.

Namun Romeo tidak menggubris perkataan sang anak, dia memeluk tubuh Jevan semakin erat.

"Jevan..." Panggilnya lembut.

"Hmm?"

"Kalau Daddy nikah lagi, Jevan bolehin gak?" Tanya Romeo hati-hati.

Dia tidak memaksakan kehendaknya pada sang putra. Jika Jevan menolak, maka dia akan membatalkan pernikahannya dengan Ressa.

Jevan mengangkat kepalanya lalu diletakkan diatas dada bidang sang ayah. Matanya menatap polos kearah Romeo. Tangan mungilnya terangkat untuk memainkan alis Romeo.

"Nikah itu.... Apa?" Tanyanya.

Romeo tersenyum, "nanti Jevan punya mami baru. Jevan mau?"

Jevan diam. Mami baru? Berarti ada yang menggantikan posisi mommy nya? Jevan kembali menatap Romeo. Raut wajah Romeo tidak menunjukkan reaksi yang berarti.

"Kalau Daddy senang.... Jevan juga senang." Jawabnya pada akhirnya.

Romeo menangis. Dia terharu atas jawaban sang anak. Romeo mencium kening sang anak berulang kali.

"Makasih, sayang..."

===°°°===

Jevan menatap bingung kearah seorang wanita yang sedang menatap kearahnya sambil tersenyum. Senyum yang menurut Jevan agak aneh. Dia mendongak untuk menatap sang ayah yang sedari tadi memangkunya.

"Itu mami Ressa, dia yang jadi mami baru Jevan. Jevan senang?" Jelas Romeo yang peka dengan tatapan sang anak.

Jevan kembali menatap kearah wanita itu. Entahlah, hatinya tidak merasakan apa-apa saat melihat wanita itu.

Jevan mengalihkan pandangannya saat merasakan jika ada yang terus menatapnya. Matanya bersitatap dengan seorang anak laki-laki. Anak itu menatap kearah Jevan dengan berbinar.

"Kalau itu namanya Abang Saga. Dia nanti bakal jadi kakaknya Jevan." Romeo mengenalkan Saga pada Jevan.

Jevan mengangguk mengerti, anak itu turun begitu saja dari pangkuan Romeo. Setelah itu berjalan meninggalkan ruang tamu.

Romeo menatap kepergian sang anak dengan gamang. Apa Jevan tidak menyukai Ressa dan Saga?

"Mungkin dia butuh waktu, mas." Ujar Ressa saat melihat raut wajah Romeo menjadi ragu.

Romeo menoleh kearah Ressa, kemudian mengangguk.

Disisi lain, Jevan berlari tertatih-tatih menuju rumah yang berada di sebrang rumahnya. Dia menggedor-gedor pintu rumah Agam. Tak lama pintu terbuka memperlihatkan kaki jangkung terbalut celana bahan berwarna hitam.

JASA [TAMAT]Where stories live. Discover now