chapter 28

744 87 30
                                    

28. Mamih

.
.
.
.
.
.

Sepulangnya dari sekolah, Agel, Agam dan Jevan langsung pergi ke rumah sakit. Mereka dengan rusuh masuk kedalam kamar rawat Savier.

"Sapi!!" Pekikan Jevan menggelar.

Savier yang sedang asyik nonton tv sampai harus menutup kedua telinganya.

"Berisik bocil, Lo kira ini hutan apa." Tegur Savier.

Jevan nyengir, dia langsung naik keatas ranjang Savier dengan sedikit kesusahan. Agam yang baik hati dan tidak sombong itu pun membantu si bontot agar bisa duduk diatas ranjang Savier.

Terdengar suara kekehan dari seseorang yang baru saja keluar dari kamar mandi. Dia Leon.

"Badan kamu gak naik-naik ya?" Ujarnya.

Mendengar itu Jevan langsung cemberut, "Jevan tambah tinggi kok." Bantahnya.

"Oh ya?" Ujar Leon tak percaya.

"Iya! Waktu itu Jevan beli celana kebesaran, tapi sekarang bisa dipake." Ujarnya sombong.

Savier merasa ada yang aneh dari cerita Jevan, "yang coklat itu?" Tanyanya.

Jevan mengangguk.

Seketika suara tawa Agel dan Savier terdengar keras. Bahkan Agam tak bisa menahan tawanya.

Agel memegang perutnya yang terasa keram, pria itu lalu menghapus air matanya yang sedikit mengalir.

"Itu bisa dipake karena Lo gunting kan?" Tembak Agel tepat sasaran.

Sekarang giliran Leon yang tertawa lepas.

Jevan langsung melotot, dia hendak mencubit lengan Agel. Namun pria itu dengan sigap mundur.

"Ternyata ada yang lagi halu nih." Ujar Leon.

Pria itu selalu puas setiap kali berhasil menjahili Jevan. Apalagi sampai membuat anak itu menangis.

Tuh kan, matanya sudah berkaca-kaca. Bibirnya mulai melengkung ke bawah. Masih dengan kekehan kecilnya Leon segera menggendong Jevan. Dia menepuk-nepuk punggung anak itu.

"Cup cup cup.... Jangan nangis lagi, nanti papa beliin boneka buat Jevan." Jevan langsung menatap kearah Leon dengan berbinar.

"Beneran?"

Leon terkekeh, dia mengangguk lalu mengecup pipi tembem Jevan.

"Papa minta maaf ya?" Lirihnya sambil menatap satu persatu ketiga anak itu.

Agel dan Agam saling pandang, kemudian mengangguk singkat. Mereka bisa melihat jika hubungan Savier dan Leon sedikit membaik.

"Hiks...." Suara isakan itu membuat perhatian semua orang tertuju pada Jevan.

"Jevan kenapa hm?" Tanya Leon.

Jevan langsung memeluk tubuh Leon, dia menempelkan wajahnya pada ceruk leher Leon.

"Harusnya Jevan yang minta maaf.... Jevan udah pukulin papa kemaren hiks...."

Leon menggeleng pelan, itu kan salahnya sendiri. Jevan pasti hanya melindungi orang yang dia sayangi.

"Jevan gak salah, malah Jevan udah bener pukul orang yang udah jahat." Ujar Leon.

Jevan mendongak untuk menatap wajah Leon.

"Beneran?" Tanyanya.

Leon mengangguk sambil memasang senyum tipisnya.

Kemudian Jevan kembali memeluk tubuh Leon.

JASA [TAMAT]Where stories live. Discover now