chapter 22

731 85 24
                                    

22. Papa?

.
.
.
.
.
.

Agam melangkahkan kakinya disepanjang koridor sekolah menuju ruang BK. Hari ini dia akan berbicara dengan pak Asep mengenai kesepakatan mereka seminggu yang lalu.

"Assalamu'alaikum, pak." Salam Agam sambil membuka pintu.

Pak Asep yang awalnya menunduk sedang memainkan laptopnya langsung mendongak untuk menatap Agam.

"Waalaikumsalam, sini masuk gam." Seru pak Asep.

Agam masuk lalu duduk dihadapan pak Asep. Dia menatap lurus kearah pak Asep yang sedang membereskan mejanya.

"Saya kesini ingin mengingatkan bapak tentang kesepakatan kita seminggu yang lalu." Mulai Agam tanpa basa-basi.

Pak Asep mengangguk saja, "terus?"

"Karena seminggu ini teman-teman saya tidak membuat ulah, saya minta kepada bapak untuk tidak mengatur saya lagi dalam hal pertemanan." Lugas Agam.

"Baiklah, saya orangnya selalu menepati perkataan. Jadi silahkan keluar." Usir pak Asep terang-terangan.

Agam menganggukkan kepalanya, lalu salam sebagai bentuk sopan santun. Pria itu beranjak keluar untuk menemui ketiga temannya yang sedang menunggu di taman belakang.

===°°°===

Savier menghela nafasnya lelah. Kemana perginya mereka bertiga? Savier sudah lama menunggu disini. Tapi mereka bertiga belum datang juga.

"Bagus, kamu selalu buat papa bangga. Pertahankan lagi prestasi kamu, nanti papa kasih hadiah."

Suara seseorang samar-samar terdengar ditelinga Savier. Pria itu memicingkan matanya saat melihat punggung seorang pria paruh baya yang sedang merangkul seorang siswa.

'kaya kenal,' batin Savier.

Anak itu segera melompat turun dari pohon mangga. Dia berniat untuk mengikuti jejak kedua orang itu.

"Mau kemana?" Suara seseorang menghentikan langkah Savier.

Agam berdiri dibelakangnya. Tangan pria itu menahan lengannya yang hendak mengikuti kedua ayah dan anak itu.

"Gue mau kesana gam, gue yakin kalau tadi itu papa." Seru Savier sambil mencoba melepaskan genggaman tangan Agam yang begitu kuat.

Agam menggeleng tegas, "gak. Bukannya papa ada di luar negeri? Ngapain Lo ngikutin orang asing? Sini duduk, bentar lagi Agel dan Jevan datang." Agam menyeret Savier dan mendudukkan tubuhnya secara paksa dibawah pohon.

"Halo gaes, ketemu lagi dengan Agel si cowo paling Gans sedunia!" Teriak Agel yang baru datang bersama Jevan. Ditangan pria itu terdapat plastik putih berisi jajanan dari kantin.

Namun Agam dan Savier diam. Tidak menyahut seruan Agel sama sekali.

Senyum Agel yang terlukis lebar perlahan menghilang. Dia bingung dengan kedua orang ini.

"Kenapa Lo berdua? Berantem? Kok gak ada yang bonyok?" Tanya Agel.

"Gak ada." Jawab Agam.

Jevan sedari tadi menyimak, dia sedang sibuk makan es krim.

Agel semakin bingung, dia meneliti raut Savier yang seperti tertimpa beban hidup yang sangat berat.

"Kenapa sih? Si sapi mukanya tumbenan kusut. Beneran berantem ya kalian?" Selidik Agel yang sudah menyipitkan kedua matanya.

JASA [TAMAT]Where stories live. Discover now