Bab 08

6.3K 636 89
                                    

Haii!!
Welcome to Impian Athira ...
Vote dulu!

Happy Reading!!

"Jangan percaya penuh kepada isi dunia, bahkan bayangan mu sendiri pun, akan meninggalkan mu ketika gelap menghampiri"

••••

"Sialan mereka jalan gak ngajak-ngajak gue, doi gue diculik lagi," dumel Irgi mencari kunci mobil miliknya.

"Awas aja lo Ra, gue sleding ntar," gumam Irgi melirik sekilas layar handphone yang terdapat snapgram kekasihnya.

"Mami! Irgi keluar bentar!" teriak Irgi di atas anak tangga.

"Mami juga ada arisan di tempat temen Mami, anterin Mami,"

Irgi menghela nafas, "Nanti Irgi malah gak dibolehin pergi lagi sama Ibuk-Ibuk, ntar dijodoh-jodohin sama anaknya lah, cucunya lah." Yuli menonyor kepala putra keduanya itu.

"Tingkat kepedean kamu di atas rata-rata yah Gi," komentar Yuli.

"Jelas, Irgi kan ganteng,"

"Gantengan juga Erga," sahut Yuli.

"Tapi kita kembar Mi,"

"Mami gak nanya!" gumamnya lalu pergi dari hadapan Irgi, putranya. Ibuk-ibuk milenial memang beda.

"Mi!" panggil Irgi.

"Apa!?" ketusnya.

"Mami mau arisan apa jualan emas?"

"Kenapa?"

"Itu di tangannya gelang, cincin, emas semua,"

"Biarin,"

"Dijambret entar Mi," Yuli berjalan begitu saja meninggalkan Irgi.

"Mami batu banget," decak Irgi.

"Ahh iya, Kayla,"

•••

"Ada gak sih sejarahnya Jakarta gak macet waktu siang-siang gini," decak Irgi memukul stir mobilnya.

"Kalo ini macet tiba-tiba berenti, gue bakalan nikahin Kayla," cicitnya lagi.

"Permisi, itu yang di dalam sehatkan?" teriak pengendara motor di samping Irgi. Dia seorang remaja sebaya dengan Irgi.

Erga langsung menaikkan kaca mobilnya, "Sialan tuh cewek," dumel Irgi lalu minum teh botol dalam kemasan kotak itu.

"Ini pabriknya salah cetak atau gimana yah, jelas-jelas teh kotak, tapi tulisannya teh botol," gumamnya terkekeh, dia selalu mengucapkan itu saat melihat kemasan teh itu. Perutnya terasa geli jika mengingatnya.

Tok tok

"Bapak sehat kan?" ujar remaja yang menegur Irgi tadi.

"Itu cewek fans gue apa yah,"

Tin tin

Tin tin

"Jalan woi!" teriak pengendara motor di belakang mobil Irgi.

"Aish, santai elah," decak Irgi lalu melajukan mobilnya.

"Lama banget," omel bapak-bapak berkumis, si pengendara motor yang meneriakinya tadi.

Irgi membuka kaca mobilnya, "Pak! Kumisnya jangan lupa dicukur!" teriaknya lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

•••

Impian Athira Where stories live. Discover now