Bab 24

5.7K 553 10
                                    

Welcome to Impian Athira ...
Vote dulu!

Happy Reading!!

••••

Malam ini, Raka terlihat sangat frustasi. Matanya memerah, rambutnya acak-acakan. Terdapat beberapa goresan ditangannya, sepertinya Raka dari memukul sebuah kaca.

Dia melajukan mobilnya diatas kecepatan rata-rata, untung malam ini jalanan terlihat sepi. Hanya ada beberapa mobil atau motor yang melintas.

"Woii hati-hati!" teriak pengendara motor yang hampir saja tertabrak.

Raka hanya terus melajukan mobilnya dengan kencang, menuju tempat yang menjadi obatnya selama merasa frustasi, diskotik.

Raka telah sampai, dengan perasaan campur aduk dia turun dari mobil. Kondisi tubuhnya juga terlihat mengenaskan.

"Bro, lo kenapa?"

Bukannya menjawab, Raka hanya melihatnya sepintas lalu memasuki tempat haram itu.

Tringg (suara pintu masuk diskotik)

Suara dentuman musik terdengar sangat kencang, memekakkan indra pendengaran. Banyak orang-orang meliuk-liuk mengikuti musik DJ itu. Kaki Raka membawanya ketempat minuman, untuk memesan minuman keras.

"Satu yah,"

Raka langsung meneguk minuman itu hingga habis, "Lagi,"

Raka langsung meneguknya hingga habis lagi. Begitu pula dengan seterusnya, hingga dia merasa pusing.

•••

"Hari ini katanya ada acara mingguan, acara apa?" tanya Athira penasaran.

"Ohh itu, di sini biasanya ada kajian gitu setiap malam Sabtu," sahut Dira menyusun kitab-kitabnya.

"Ra, anti tau kalau di sini tidak boleh bawa barang-barang elektronik?"

"Enggak tau, emang gak boleh?"

"Enggak boleh Ra, kalau ketahuan pengurus bakalan diambil terus diancurin,"

"Lah, kok bisa,"

"Itu sudah jadi peraturannya Ra,"

"Ish, di SMA aku boleh bawa,"

"Itu kan SMA anti Ra, di sini gak boleh,"

"Udah gak papa, selagi gak ketahuan gak papa kan, aman kan?"

"Udah, terserah Athira aja," ujar Anggi menengahi.

"Nah betul tuh," ucap Athira tersenyum tipis.

"Ingett, jangan bilang-bilang ke pengurus,"

"Iyaa," kompak Dira, Kia dan Anggi.

Tok tok

"Ra simpen," titah Dira berbisik, sedangkan Athira langsung menyelipkan benda pipih itu ke lipatan baju.

"Segera kumpul, kajian segera dimulai," teriak seseorang dari luar.

"Iyaa Kak!"

"Dah, buru. Entar pengurusnya ngamuk lagi," ujar Kia beranjak dari kasur.

"Oh iya Ra, benda-benda itu simpen ditempat yang aman dan sulit dijangkau yah. Soalnya kadang suka ada razia,"

"Hah? Seriusan?"

"Iyaa, bener Ra," timpal Dira.

"Di mana dong,"

"Di kotak sampah aja, gak mungkinkan para pengurus ngecek kotak sampah. Mereka kan anti kotor," saran Anggi.

Impian Athira Where stories live. Discover now