Bab 19

5.6K 556 26
                                    

Welcome to Impian Athira ...
Vote dulu!

Happy Reading!!

••••

Tenang, damai, sejuk begitulah suasana di pondok pesantren Kun Anta ini. Di tambah kicauan burung dan hembusan angin membuat pepohonan bergoyang, seolah menari dan saling bersahutan antara lain.

Pagi kali ini terasa sejuk, dingin menusuk kulit membuat dua lelaki ini mengenakan baju woll di tubuhnya. Mereka duduk di sebuah gazebo dekat gedung pesantren itu.

"Huff, jadi gimana Dam?"

"Apanya?"

"Soal perjodohan,"

"Sudah ane bilang, ane gak bisa. Lagi pula gak mungkin ane tikung temen sendiri," ujar Saddam menepuk bahu lawan bicaranya itu yang tak lain adalah Erga.

"Sebenarnya itu cewek siapa?"

Saddam diam sejenak, "Cewek itu?"

"Iyaa, si cewek yang berhasil membuat temen ane terikat janji sama pencipta. Keren itu cewek,"

"Aah, ane juga gak tau kenapa kelepasan ngomong gitu,"

"Jadi, ente bakalan nikahin tu cewek?"

"Iya, kan itu isi janjinya. Jika dia berhasil berubah setelah pertemuan kami, ane bakalan nikahin dia,"

"Dia tinggal di mana?"

"Ane lupa letaknya di mana, tapi ane pernah anter dia ke rumah gegara dia malam-malam keliatan kacau gitu,"

"Maaf yah Ga, ane gak bisa ngasih tau dulu kalau itu adik ente," batin Saddam.

"Kok bisa?" tanya Erga tak habis pikir.

"Gak sengaja ketemu waktu ane beli obat Abi,"

"Ohh, kalau emang jodoh mah gitu ya Dam," goda Erga.

"Apasih,"

"Ane denger-denger Ayah sama Ibuk Ustadzah mau ke sini,"

"Iya, hari ini. Mau bicarain soal perjodohan. Umi terlanjur ngomong, jadi gimana yah,"

"Eumm, saran ane bicara sejujur-jujurnya. Jangan ada yang ditutup-tutupi," ... "Umi sama Kiyai tau alasan kenapa ente tolak perjodohan?"

"Enggak tau, belum ane kasih tau. Ane ngerasa alasan ini terlalu lucu,"

"Udah, jangan ngerasa-ngerasa dulu, intinya ente kasih tau Umi sama Kiyai,"

"Yahh,"

"Ehh, Ga,"

"Apa?"

"Gimana kalau ente aja yang lamar Ustadzah Arumi,"

"Ente kayak gak tau keluarga ane gimana, dikit-dikit bilang apa kata orang. Lagi pula ane belum siap," mendengar penuturan Erga membuat Saddam tertawa, entah mengapa perutnya terasa geli mendengar lontaran perkataan Erga itu.

•••

"Inget apa yang gue bilang tadi,"

"Tapi perasaan gue,"

"Lo gak boleh jatuh hati sama dia," cicit gadis dibalik kegelapan.

"Tapi perasaan gue udah terlanjur jatuh,"

"GAK! Cinta, perasaan, hati merusak segalanya. Jangan sampai lo jatuh kejurang itu. Inget gimana orang tua lo disiksa," tegas gadis dibalik gelapnya subuh itu.

"Tapi-"

"Gak ada tapi-tapian, gue pergi," pamitnya beranjak pergi, cahaya di sini redup, sehingga tidak bisa melihat wajah gadis yang berada dibalik kegelapan itu.

Impian Athira Where stories live. Discover now