Bab 26

5.8K 552 9
                                    

Welcome to Impian Athira ...
Vote dulu!

Happy Reading!!

••••

Suasana di rumah ini terasa panas, Amel rasa keluh untuk berbicara. Dia hanya bisa diam, dan mendengarkan amarah-amarah yang dilontarkan setiap orang kepadanya.

Sedangkan Umi dan Abi Saddam tidak bisa membantu, mereka tidak tau kronologis cerita yang sebenarnya. Bahkan Saddam tidak tau betul kejadian sebenarnya seperti apa.

Saddam menarik nafas panjang, dia merasa iba dengan Amel, "Sebaiknya kita denger penjelasan dari Amel dulu," ... "Mel jelasin,"

"Tapi-"

"Kamu gak mau kan masalah ini berlarut-larut," mendengar itu, Amel berpikir akan menceritakan semua kronologis kejadian malam itu. Saat bercerita, semua di mendengar, tidak ada yang mencela.

"Hekm, paling ini karangan dari cerita dia. Tidak mungkin ada laki-laki melecehkan gadis yang baru saja ditemui," ujar Arman.

"Abi, udah. Jangan su'uzon," bisik Arumi disampingnya.

"Jadi, kalian membatalkan perjodohan ini?"

"Iya Pak," sahut Saddam.

"Suut, Saddam," bisik Uminya.

"Dengan berat hati, saya ucapkan iya Pak Arman. Dengan segenap hati, keluarga kami mohon maaf,"

Arman berdiri, tangannya terkepal, "Arumi ambil barang-barang kamu jangan ngajar di sini lagi," titah Arman penuh amarah.

"Arumi masih mau di sini Bi,"

"Arumi!"

"Umi, Rumi masih mau di sini,"

"Ambil barang-barang kamu sayang,"

"Mi-" Arumi melirik Umi Bilqis, dia menganggukan kepalanya.

"Baiklah," gumam Arumi.

"Permisi," cicit Arman keluar dari rumah keluarga Ndalem itu, diikuti Aisyah dibelakangnya.

"Nak, Umi mau tanya," ujar Umi Bilqis lembut.

"Tanya apa Bu,"

"Sebelum itu panggil Umi saja,"

"Iya U-umi,"

"Kamu orang mana? Keluarga kamu tinggal di mana?"

"Aku dari Bandung Umi, aku ke sini mau ke rumah kerabat," ucapnya menundukkan kepala.

"Mi, Saddam pamit pergi dulu yah,"

"Tunggu, Abi mau bicara sama kamu Dam. Tapi tidak di sini,"

"Mm, iya Bi. Mi, Mel pamit yah," dua wanita itu hanya mengangguk kecil.

Dirasa suami dan putranya menjauh Umi Bilqis melanjutkan ucapannya, "Nanti kita ke rumah kerabat kamu, kita bakalan bicarakan tentang pernikahan ini,"

"Umi,"

"Kenapa sayang?"

"Sebaiknya pernikahan ini jangan dilangsungkan,"

"Kenapa? Ini semua mungkin jalan terbaik dari Allah sayang,"

"Tapi Mi-"

"Sudah, sebaiknya kamu istirahat,"

"Aku bantu Umi saja," sahutnya cepat.

"Sudah, istirahat saja. Kamu pasti capek,"

"Emm, iya Umi,"

•••

Impian Athira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang