Bab 14

5.7K 598 36
                                    

Haii!!
Welcome to Impian Athira ...
Vote dulu!

Happy Reading!!

••••

"Ga, ente bisa bantuin ana?" tanya Saddam.

"Bantuin apa? Insya Allah bisa,"

"Tolong kasih ini ke Ustadzah Arumi," ucap Saddam memberikan sebuah buku.

"Buku apa Dam?" tanya Erga memperhatikan sampul buku itu.

"Dari Umi," gumam Saddam.

"Kenapa tidak ente aja yang kasih Dam?"

Saddam hanya diam, melihat Erga dia teringat dengan perubahan drastis dari Athira. Dan dirinya memiliki janji sakral dengan Tuhan, dan di sisi lain Uminya memaksa dirinya menikah dengan Ustadzah Arumi.

"Dam,"

"Ehh, iya?"

"Ente gak papa?" ... "Kalau ada masalah cerita Dam,"

"Emm, oh iya. Buku tadi jangan sampai lupa yah,"

"Ana permisi,"

Erga melihat kepergian Saddam, dia yakin ada sesuatu yang terjadi. "Fiqih wanita," cicit Erga membaca judul buku yang diberikan Saddam tadi.

•••

Tin tin

"Ehh, Nak Raka. Pagi-pagi sudah ke sini aja," sapa Pak Adi membuka pintu pagar.

Raka hanya tersenyum, "Athiranya ada Pak?"

"Ada, langsung masuk saja," sahut Pak Adi tersentun ramah.

"Emm, Pak! Ini ada makanan buat Bapak," ucap Raka menyodorkan sebuah kresek. Pak Adi menghampirinya, lalu mengambil alih keresek itu.

"Makasih Nak Raka,"

"Sama-sama Pak," ujar Raka lalu pamit untuk memarkirkan mobilnya di pekarangan rumah megah itu.

•••

"Ngapain si lo ke sini?" ketus Athira melumuri roti tawarnya dengan coklat nutella.

"Ngunjungin pacar,"

Athira menghela nafas, "Udah gue bilang, GUE BUKAN PACAR LO," tegas Athira.

"Iyaa, gue bercanda," ... "Orangtua lo mana?"

"Apa urusan lo si,"

"Nanya aja si,"

"Lo ke sini buat nanya gitu doang?"

"Enggak, gue mau ngomong sesuatu sama lo,"

"Yaudah, apa?"

"Abis sarapan,"

Athira diam sejenak, dipikir-pikir perutnya sekarang sangat membutuhkan asupan, dan mendengarkan omongan orang itu memerlukan tenaga yang ekstra.

"Oke, gue sarapan dulu,"

"Wedeh, ada tamu aja pagi-pagi," ujar Irgi menghampiri keduanya.

"Diem lo,"

"Iwaw, Athira kerasukan jin lagi ternyata bung," ujar Irgi setelah memperhatikan pakaian yang dikenakan Athira. Mendengar itu, Raka juga baru menyadari perubahan hebat dari Athira.

"Nyenyee, diem lo, atau enggak sono ke sekolah,"

Setelah beberapa menit berlalu, Athira telah selesai. Kini mereka berdua berada di taman belakang rumah Athira. Di sana ada sebuah ayunan yang biasa Athira kunjungi disaat suntuk.

Impian Athira Where stories live. Discover now