Bab 11

6.5K 605 24
                                    

Haii!!
Welcome to Impian Athira ...
Vote dulu!

Happy Reading!!

"Ku kira nyata, ternyata utopia"

Athira Annisa D.

••••

"Pengantin kita cantik banget deh," ujar wanita yang menghiasi wajah Athira. Sedangkan sang empu hanya tersenyum malu, kalau saja tidak pakai make up, pasti rona di pipinya terekspos.

Ceklek

"Sudah siap?"

"I-iya Mi,"

"Saya permisi," pamit Mbak MUA itu lalu beranjak pergi.

"Anak Mami udah gede yah, udah mau nikah,"

"Ih, masa Athira gak nikah-nikah Mi,"

"Athira hari ini seneng banget, Mami mau punya cucu berapa?" tanya Athira tersenyum semangat.

Mendengar itu, Yuli menampar halus lengan Athira, "Kamu ini, akad aja belum,"

"Persiapan Mi,"

"Udah jangan mikir yang aneh-aneh,"

Athira berdiri, dia sangat penasaran dengan keadaan diluar sana. Kakinya pun melangkah ke arah jendela. Terlihat banyak orang berlalu lalang. Ada pula hanya berdim diri dan fokus memainkan handphone.

"Mi, Athira kawin,"

"Nikah Athira bukan kawin,"

"Bedanya apa Mi?" tanya Athira penasaran. Yuli pun diam membisu, anaknya ini terlalu polos atau bagaimana.

"Sudah duduk, nanti bajunya copot,"

"Apa hubungannya,"

"Intinya duduk,"

"Yudah," Athira duduk di pinggir kasur.

•••

Kini tamu sudah hampir datang semua, dan waktu akad pun telah tiba. Saddam sudah duduk di sebuah kursi yang telah disiapkan. Dia terlihat sedikit gugup, tapi wajahnya berhasil menutup kegugupannya.

"Dam, detik-detik menuju adik ipar gue perlu diabadikan," bisik Erga.

"Jangan aneh-aneh,"

"Tos," titahnya memamerkan genggaman tangan kanannya.

Mau tak mau Saddam menuruti kemauan sahabatnya itu. "Selamat melepas masa lajang," bisik Erga lalu duduk di kursi tepat di depan Saddam.

"Oke, acara bisa kita mulai?" tanya Mc dijawab anggukan dari Erga. Mata Erga sesekali melirik papinya, dia terlihat muram, dia tidak menerima pernikahan ini, dia datang pun terpaksa.

Setelah basa-basi, acara inti alias akad telah tiba. Hal ini semakin membuat jantung Saddam maraton, begitu pula dengan Athira yang berada di kamar.

"Ma, jantung Athira mau copot kali yah," komentar Athira memegang dadanya. Kini Erga duduk berhadapan dengan Saddam.
Mendengar suara kakaknya Erga, Athira meremas tangan ibunya.

"Saddam Hussein bin Lutfi aku Nikahkan Engkau dengan Adik kandungku yang bernama Athira Annisa Dalbert binti Erlan Dalbert dengan Mas Kawin seperangkat alat sholat Tunai," dengan tegas Erga mengucapkan itu.

Saddam pun dengan tegas mengucapkan, "Aku Terima Nikahnya dengan Maskawin yang Tersebut"

"Bagaimana para saksi?"

Impian Athira Där berättelser lever. Upptäck nu