Bab 25

6.2K 583 14
                                    

Welcome to Impian Athira ...
Vote dulu!

Happy Reading!!

••••

Kini tersisa Athira dan kakaknya, Erga. Mereka hanya diam, fokus ke pikiran masing-masing.

Hinggaa seperkian detik berikutnya Erga melirik adik bungsunya itu, "Lo kenapa berantem tadi?"

"Dia duluan,"

"Alasannya?"

"Dia mau ambil doi gue, Saddam," ceplos Athira tanpa sadar.

Mata Erga membola, "Telinga gue gak salah dengerkan?"

"Ehh,"

"Jangan bilang lo kabur ke sini mau pdkt sama Saddam," tuduh Erga tepat sasaran. Athira hanya bisa diam menatap kakak sulungnya itu.

"Ehh, kalian ada di sini,"

"Umi," cicit Erga salim kepadanya, Athira mengikut apa yang dilakukan Erga setelah diberi kode paksaan.

"Astagfirullahulazim, itu pasti sakit yah Nak," ucap Umi Bilqis merasa nyeri melihat wajah Athira.

"Dia mah udah biasa Umi, bandel anaknya," sahut Erga.

Mendengar itu, Athira langsung mencubit lengan kakak kurang ajar itu.

"Aww, sakit ra. Bar-bar amat,"

"Kalian berdua-"

Sebelum menjawab Erga terlihat berpikir, "Iya Mi kita saudaraan, tapi Erga mau minta tolong satu hal,"

"Apa itu?"

"Jangan kasih tau ini semua ke yang lain yah Mi,"

"Kenapa Ga?"

"Emm, biar mereka tau dengan sendirinya Mi,"

"Yaudah, Umingak kasih tau siapa-siapa,"

"Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumussalam Warohmatullahi Wabarokatuh,"

"Kenapa nih kumpul-kumpul," tanya Sarah meletakkan tasnya di sisi Uminya. Lalu salim kepada Umi Bilqis.

"Ini kan-" Sarah sedikit terkejut saat melihat Athira.

"Iya, dia santri baru. Waktu kamu pergi dia masuk ke sini,"

"Ohh, gitu," ... "Itu mukanya kenapa?"

"Cuman luka biasa," sahut Athira santai. Mata Sarah menyipit, "Jangan-jangan dia titisan kungfu panda," pikirnya.

"Udah, kamu bersih-bersih dulu. Istirahat, pasti capek kan,"

"Iyaa, Umi. Sarah pamit," ucapnya lalu melirik Erga sekilas.

"Itu Bang Erga keliatan banget deh sama ini cewek, kesel deh," batinnya lalu pergi.

"Ini Saddam ke mana yah, lama sekali. Kasian Athira nya," ucap Umi Bilqis melirik pintu utama.

"Mungkin lagi jalan pulang Umi,"

•••

Saddam diam, dia lebih memilih fokus ke jalanan. Sedangkan gadis yang diboncengnya hanya bisa menangis tersedu. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

Mereka sudah memasuki perkampungan rumah Saddam, banyak pasang mata melihat keduanya. Mereka merasa heran, dan bahkan ada yang berpikiran negatif.

"Itu Nak Saddam bonceng siapa," tanya salah seorang ibu-ibu yang baru saja pulang dari Masjid.

Impian Athira Where stories live. Discover now