Bab 35

7.6K 649 21
                                    

Welcome to Impian Athira ...
Vote dulu!

Happy Reading!!

Ust Agam Said :

"Bagiamana kubisa lari darinya, sedangkan dia adalah takdirku"

••••

"Assalamu'alaikum Umi,"

"Wa'alaikumussalam, eh nak Athira. Kenapa di sini, sudah kamu di kamar saja,"

"Athira mau bantuin Umi,"

"Kamu pasti capek, istirahat saja,"

"Athira mau bantuin Umi,"

"Yasudah, ayo,"

"Athira suka masak?"

"Sebenarnya tidak Umi, tapi Athira sadar Athira sekarang punya suami. Nanti ajarin Athira yah Umi,"

Mendengar itu membuat Umi Bilqis tersenyum, "Siap, nanti Umi ajari sampai Athira jago,"

"Wahh, makasih Umi." Tanpa sadar Athira memeluk umi Bilqis, membuatnya terkejut. Dia merasakan pelukan hangat anak perempuan yang telah lama hilang. Seingat Bilqis, Sarah terakhir kali memeluknya waktu dia berumur 14 tahun.

"Umi kenapa nangis?" tanya Athira yang baru menyadarinya.

"Ini bawangnya bikin mata Umi perih,"

"Bawangnya nakal," cicit Athira.

"Ayo kita masak,"

"Masak apa Umi?"

"Kita masak sup ayam," ujar Umi Bilqis kembali melanjutkan pekerjaannya. Sedangkan Athira memotong kentang yang sudah dikupas itu.

Tok tok tok

Ceklek

"Gus!" panggil Athira membuat Saddam menoleh kepadanya.

"M-makan malamnya udah siap,"

Saddam menatap lekat wajah Athira, yang telah berstatus menjadi istrinya. Terdapat banyak rasa kagum untuknya.

"G-gus!?" Saddam berjalan mendekat padanya.

"Gus, semua nungguin," peringat Athira menahan nafas, sebab Saddam telah tepat di hadapannya. Sedangkan Saddam tersenyum tipis.

"Biarin mereka menunggu sebentar," ucapnya menutup pintu hingga rapat, lalu tangannya beralih memegang tembok, mengunci tubuh Athira.

"G-gus," Saddam tak mendengarkan omongan Athira, dia hanya ingin mencium kening istirnya itu. Satu menit berlalu, tapi Saddam masih nyaman dengan posisinya itu. Sedangkan Athira hanya diam, dia hanya menerima. Dia hanay memikirkan mereka sudah sah, jadi tidak apa-apa jika melakukan apa pun.

Tok tok tok

"A' Saddam, Abi sama Umi nungguin!"

Ceklek

Tubuh Athira langsung terdorong, sebab lengan kirinya menghalangi pintu. Tubuhnya tumbang tapi untung saja dengan sigap Saddam menahannya.

"Sarah, hati-hati!" peringat Saddam.

"Kamu gak papa?" Athira menggelengkan kepala, dia hanya berusaha mengalihkan matanya dari Sarah.

"Gus," bisik Athira.

"Kenapa?"

"Lepasin pelukannya, ada Sarah,"

"Ehh, Astagfirullahulazim maaf,"

Impian Athira Место, где живут истории. Откройте их для себя