Bab 34

6.5K 583 35
                                    

Welcome to Impian Athira ...
Vote dulu!

Happy Reading!!

WARNING!! UNTUK KALI INI BOLEH BAPER, DAN JANGAN BAWA HALU YAWW!!!

••••

"Qobiltu Nikahaha wa Tazwijaha bil Mahril Madzkuur Hallaan," ucap Saddam dengan lantangnya.

"Bagaimana para saksi?"

"Sah,"

"Sah,"

"SAH!" kompak Erga, Irgi dan Raka. Mereka terlihat bersemangat. Tepuk tangan pun mendominasi acara ini, terlebih dari para santri.

Di sisi lain, Athira memeluk umi Bilqis entah mengapa dia merasakan haru. "Ehh, kamu nangis. Jangan nangis,"

"Athira terharu Umi,"

"Udah, nanti make up nya luntur," bujuk Umi Bilqis.

Tok tok tok

"Masuk,"

"Liat nih siapa yang dateng," ujar Dira tersenyum senang.

"Mami!" Athira langsung memeluk ibunya itu.

"Mami, Athira udah jadi istri orang Mi, bukan versi Athira mimpi lagi,"

"Iyaa, ternyata kamu sudah gede sayang,"

"Mami ke sini sama siapa? Athira kira Mami gak bakal dateng. Kata Bang Irgi dia sendiri yang dateng," cerocos Athira sedikit kesal.

"Yah kalau gak jahil bukan Irgi namanya, maaf yah Mami datengnya telat. Mobil Papi tadi mogok,"

"Iya Mi gak papa,"

"Permisi,"

"Waktunya Athira keluar,"

"Oh iya, silahkan," ... "Yuk Nak,"

Athira kembali merasa haru, terlebih rasa gugup menyelinap dibenaknya.

•••

Athira dan Saddam berdiri berhadapan, disekelilingnya banyak orang-orang yang memperhatikan. Sekarang adalah waktunya suami untuk mendoakan istrinya.

Tangan kanan Saddam terulur untuk menyentuh kepala Athira, terlihat dia sangat gugup dan sedikit ragu. Buktinya sedari tadi tangannya tak kunjung menyentuh kepala Athira.

"Jangan gugup bro!" teriak Erga.

"Tau nih," timpal Alvin.

Karna geram, umi Bilqis menghampiri keduanya. Tangannya membimbing tangan Saddam menuju kepala Athira.

"Akhirnya," cicit Umi Bilqis.

Kejadian itu pun mengundang tawa para tamu. "Ketika Umi Bilqis turun tangan, semuanya beres," gumam Erga.

Saddam menundukkan kepalanya sedikit, matanya terpejam tangan kirinya menengadah sedangkan tangan kanannya memegang kepala bagian ubun-ubun wanita yang sekarang menyandang menjadi istrinya.

"Kok gugup banget si," batin Athira ikut memejamkan mata, jantungnya berdebar kencang seperti ikut lomba maraton.

Acara berlanjut, sekarang giliran Saddam mencium puncak kepala istrinya. Hal ini pun semakin membuat jantung mereka berdebar.

"Pegang pundak Athira," cicit Umi Bilqis. Saddam melirik Umi nya.

"Iya, memang begitu. Udah halal Dam,"

Saddam terlihat panas dingin, "Duh, berasa mau bikin dosa aja ente Dam," komentar Erga.

"Athira mah, ditampol aja gak papa. Paling marah," timpalnya.

Impian Athira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang