Bab 27

5.8K 580 15
                                    

Welcome to Impian Athira ...
Vote dulu!

Happy Reading!!

••••

Erga dan Athira pasrah, mereka hanya mengikuti kehendak Ustadz Yusuf. Santri-santri pun hanya bisa melihat mereka, dibawa Ustadz Yusuf ke Ndalem.

"Assalamu'alaikum Umi,"

"Wa'alaikumussalam, ada apa Suf?"

"Ini Umi, Yusuf ngelabrak dua santri berlawanan jenis berduaan,"

"Astagfirullahulazim, siapa itu Suf?"

"Ini Umi orangnya, dibelakang Yusuf," ujar Ustadz Yusuf menyampingkan tubuhnya. Ada Erga dan Athira yang sedang tertunduk. Athira rasanya ingin berteriak sekeras mungkin "Itu Abang gue woi!" batinnya.

Mendengar itu, Umi Bilqis dibuat tersenyu. "Yakin Ga, mau ditutupi lagi?"

"Eumm," Erga menarik nafas, "Jadi Ustadz sebenarnya kita berdua adik kakak, kita saudara,"

Ustadz Yusuf terperangah, "Bener Umi?"

"Iya Suf, ini Athira adiknya Erga,"

"Astagfirullahulazim, maaf kan saya. Saya su'uzon,"

"Assalamu'alaikum, ada apa ini rame-rame,"

"Wa'alaikumussalam Warohmatullahi Wabarokatuh," kompak semuanya.

"Ini ada salah paham, saya tidak tahu kalau mereka berdua saudara,"

Saddam tersenyum, "Makanya Ga, jangan ditutup-tutupi lahi dah. Ada yang salah sangka kan,"

"Masya Allah, cakep banget. Sayangnya hampir sold out," batin Athira.

"Hum, biar mereka tau sendiri aja Dam,"

Saddam menghela nafas panjang, "Serah ente aja dah Ga. Oh iya, Amel di mana?"

"Dia lagi siap-siap, kan kita mau ke rumah kerabat Amel, buat bicara lebih lanjut soal ini,"

•••

Semua keluarga Ndalem tidak ada dirumah, mereka pergi bersama ke rumah Amel. Dan santri-santri pun sibuk dengan urusan pernikahan anak pendiri pesantren itu, Gus Saddam. Pesantren pun dititipkan kepada Erga, lantaran dia adalah salah satu sosok kepercayaan keluarga Ndalem. Bahkan Ustadz Yusuf terlupakan.

Kini Erga sedang duduk di gazebo, tubuhnya disenderkan di kayu yang menjadi dinding gazebo itu.

"Gini amat yah, si doi gak lagi di sini, rasanya beda gitu," ... "Ehh, astagfirullahulazim,"

Drt drt

"Mami," cicitnya melirik layar handphonenya itu.

"Assalamu'alaikum, kenapa Mi?"

"..."

"Yang bener Mi?"

"..."

"Rumah sakit mana Mi?"

"..."

"Yaudah, Erga langsung ke sana yah. Erga tutup dulu, Assalamu'alaikum,"

Tut

Setelah mematikan telpon, Erga berlari ke kamarnya untuk mengganti pakaian. Tidak mungkin dia menemui keluarganya denhan pakaian seperti ini. Bisa-bisa mereka curiga.

Setelah berganti pakaian, Erga langsung mencari Alvin. Untuk memberi kabar kalau dia akan pergi.

Setelah melewati perjalanan, akhirnya Erga telah sampai ke rumah sakit yang dituju. Dia langsung berlari masuk setelah membayar taxi.

Impian Athira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang