Bab 36

7.3K 621 10
                                    

Welcome to Impian Athira ...
Vote dulu!

Happy Reading!!

••••

"Pengantin baru mau ke mana?" goda Umi Bilqis.

Athira menunduk malu, dia hanya bisa tersenyum manis, membuat Saddam gemas sendiri.

"Umi, kita izin keluar sebentar yah," sahut Saddam.

"Mau ke mana?"

"Ada deh,"

"Oh Umi ngerti, yaudah hati-hati. Jaga istrinya,"

"Pasti Umi, kalau gak dijaga nanti dicolong orang," mendengar itu, Athira langsung mencubit lengan Saddam.

"Ihh, kasar yah,"

"Maaf Gus," cicit Athira mengelus bagian yang dicubitnya tadi.

"Untung ada Umi," batin Saddam melirik istrinya itu.

•••

"Gus, kita mau ke mana?"

"Kan udah aku bilang jangan panggil Gus,"

"Kan udah aku bilang, udah kebiasaan," ... "Emangnya mau dipanggil siapa?"

"Sayang,"

"Ihh enggak,"

"Jadi apa?"

"Gak tau ah Gus, gak berpengalaman soal ini,"

"Panggil Aa' aja gimana?" tawar Saddam.

"Eumm, boleh,"

"Aa' Saddam," cicit Athira terkekeh.

"Ya Habibati,"

"Maksudnya apa Gus eh A',"

"Ada deh,"

"Ish, gitu yah," gumamnya memalingkan wajah.

"Udah jangan ngambek, katanya mau beli hadiah," ... "Kamu mau beli apa?"

"Emm gak tau,"

"Kok gitu?"

"Yah gak tau, terserah Aa' aja,"

"Yakin?"

"Iyaa. Tapi nanti tanya aku dulu,"

"Yaudahh iyaa deh, demi istri," ucapnya sembari mengelus pucuk kepala Athira.

"A',"

"Hemm?"

"Minjem tangannya boleh?"

"Mau ngapain?"

"Ish, ditanya balik nanya,"

"Yaudah iya, nih. Jangan digigit." Tangan kiri Saddam langsung diambil alih oleh Athira. Athira menatap lekat tangan suaminya itu, putih bersih dan terdapat gelang koka di sana.

"Kok tangan Aa' mulus,"

"Emang jalan tol mulus,"

"Ish,"

Athira memainkan jarinya di telapak tangan suaminya itu, sesekali dia meniup tangannya. Entah mengapa dia melakukan hal demikian.

"Manja,"

"Bodoamat,"

"Nanti di mall harus pegangan tangan sama aku,"

"Iyaa,"

"Jaga pandangannya,"

"Iya Aa',"

"Nanti kalau ada cowok yang ngajak ngobrol kacangin aja,"

Impian Athira Where stories live. Discover now