Ditipu Pangeran?

492 26 5
                                    


***

Di Lorong, Dinda datang dengan menarik tangan Jeff lalu di susul yang lainnya. Setelah situasi di rasa aman, Dinda melepaskan tangan Jeff.

"kenapa lo bawa gue kesini, Din?" tanya Jeff.

"tentang Jessica, gue baru dapat informasi dari Pangeran kalo ternyata dia itu gak mudah jatuh cinta sama cowo. Pangeran sendiri salah satu cowo yang sulit dapetin hati dia. Kalo Pangeran aja yang udah lama bareng Jessica sulit dapetin hatinya, gimana sama elo?" jelas Dinda.

"jangan sama-samain Pangeran sama Jeff! Lo tahu kan, Jeff itu Vampir, sedangkan Pangeran cuma manusia biasa." potong Stanley

"Stanley bener, walaupun Jeff baru pertama kali deketin cewe, bukan berarti dia gak bisa dapetin hati Jessica! Gue yakin, kok. Kalo Jeff terus nyoba deketin Jessica dan ngelakuin apa yang dia suka, pelan-pelan Jessica pasti bakal jatuh cinta sama Jeff!" tambah Louis.

"lagian kenapa lo seyakin itu sama yang di bilang Pangeran kalo Jessica gak mudah jatuh cinta? Bisa aja itu cuma akal-akalan dia supaya Jeff mundur dan berhenti ngejar Jessica," sambung Fita.

"Nah, bener kata Fita! Sekarang gue tanya sama lo! Si Pangeran nyuruh si Jeff buat mundur ngejar Jessica gak?" tanya Louis.

Dinda mengangguk pelan, "iya."

Jeff, Fita, Stanley dan Louis menggeleng kepala, benar-benar tidak mengerti dengan Dinda. Bagaimana dia bisa percaya begitu saja dengan perkataan Pangeran?

"lo jadi Vampir jangan terlalu polos! Sama manusia aja ketipu apalagi sama bangsa serigala!" ketus Stanley.

"antara polos sama bego sih ini," umpat Louis.

"Louis," tegur Jeff.

Louis langsung membungkam mulutnya.

"lain kali jangan mudah percaya sama omongan orang, oke!" pinta Fita.

Dinda hanya mengangguk. Perlakuan seperti ini sering Dinda rasakan. Sedih memang. Apalagi saudara sendiri yang berkata seperti itu padanya.

"udah, kita gak perlu menyudutkan Dinda. Kita tahu kalo dia itu polos, kita harus hargain usaha dia mencari tahu tentang Jessica. Makasih Dinda," Jeff merangkul tubuh Dinda kemudian mengusap lembut puncak kepalanya.

"Sorry, Jeff. Lain kali gue bakal lebih berhati-hati dan gak percaya gitu aja sama omongan Pangeran," lirih Dinda.

"gak perlu minta maaf. Lo gak salah," sekali lagi Jeff merangkul tubuh Dinda. Dia tahu Dinda sedang sedih saat ini.

|
|
|
|

"gampang banget di boongin tuh cewe. Bego banget dia, Haha!"

Pangeran sedari tadi tak bisa menahan tawa di koridor, tentu karena dia senang telah menipu Dinda dengan perkataanya. Sampai-sampai orang-orang yang berlalu lalang keheranan melihatnya.

"Heh, Pangeran!" panggil seorang siswa yang datang menghampiri Pangeran, membuat Pangeran akhirnya berhenti tertawa untuk sesaat.
"lo kenapa? Gila lo?!" tanyanya.

"eh, Ridwan. Nggak, kok. Gue gak gila. Masih waras gue," balas Pangeran cengar-cengir.

"dih, malah nyengir lo. Gak malu apa di lihatin banyak orang?" siswa bernama Ridwan itu semakin dibuat heran dengan keanehan Pangeran.

"ngapain malu? Yang penting gue bahagia,"

"bahagia pala lu?! Orang-orang ngira lo gila, tuh! habis ngapain emangnya sampe ketawa ngakak gitu?"

"kepo lo," balas Pangeran lantas berlalu pergi.

"aneh lo, Pangeran! Aneh!" ucap Ridwan meneriaki Pangeran.

| |
| |
| |
| |

"aneh gue sama tuh, orang. Masa ngasih hadiah, ngasihnya karangan bunga turut berduka cita? Ya, bagus sih. Mungkin dia ngingetin sama lo tentang kematian. Tapi gak estetis banget. Ngasih hadiah tuh kalung emas gitu, ini apaan?"

Jessica hanya bisa menyumpal telinganya dengan earphone, mendengarkan musik karena tak tahan dengan ocehann Salwa tentang Jeff. Dia memilih hanya diam sambil menunggu semua orang datang di samping bus travel.

"dia tuh ganteng sih, tapi sayang aja otaknya agak sebleng! Iya, gak Jess?" tanya Salwa.

Tak ada jawaban dari Jessica.

"Jess?" Salwa menoleh pada Jessica, melihatnya hanya angguk-angguk saja.
"eh, Jess? Lo kenapa? Step lo?"

Jessica masih tak menjawab, dia sedang asik dengan lagu yang di dengarnya.

Salwa menyibak rambut Jessica, kecurigaannya benar. Jessica tidak mendengarkan omongannya sedari tadi.
"IH, JESSICA!" dia memukul pelan wajah Jessica, membuat sang empunya menoleh.

Jessica membuka earphone yang terpasang ditelinganya,
"lo kenapa sih?"

"lo kenapa sih?" ledek Salwa menirukan gaya bicara Jessica.
"gak tau ah! Kesel gue! Gue ngomong panjang lebar, ternyata gak di dengerin." lanjutnya seraya bersedekap.

"lagian lo banyak omong, nyerocos terus, kayak Pangeran pusing gue dengernya! Jangan-jangan lo sama dia jodoh lagi,"

"Hello!! Ogah banget gue punya jodoh tukang payung!" sahut Pangeran yang baru datang.

"eh, lo pikir gue mau punya jodoh tengil, sok kecakepan, kayak lo?! Ogah kali gue juga!" balas Salwa kesal.

"dih, emang gue cakep. Asal lo tau orang-orang suka bilang kalo gue tuh mirip aktor Ricky Harun yang mukanya baby face itu,"

"dih,"

"udah, ah! Pusing tau gue denger nya! Berantem mulu kalo ketemu. Hati-hati dari suka berantem bisa jadi suka-sukaan loh," potong Jessica.

"ih, amit-amit!" ucap Pangeran dan Salwa bersamaan.

"tuh, ngomong aja barengan" goda Jessica.

"ih, Jessica! Ngeselin lo!" teriak Salwa.

Jessica terkekeh.

Tak lama kemudian, siswa-siswi lain berdatangan bersama Buk Farah dan Pak Budi, guru Penjaskes tanda jika mereka akan segera berangkat ke tempat perkemahan.

"oke, semuanya. Sekarang kita berangkat ya! Perjalanannya cukup jauh, semoga kita bisa sampai di tujuan sebelum matahari tenggelam dan selamat sampai tujuan." ujar Pak Budi.

"yasudah, sekarang kalian masuk satu-satu ya!" pinta Buk Farah.

"baik, Buk!" sahut anak-anak serentak.

Mereka pun masuk kedalam bus, setelah semua orang masuk, bus itu pun berangkat.

—————Bersambung————––

GANTENG GANTENG SERIGALA (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang