Mengisi Kekosongan Hati, Kecemburuan

573 38 10
                                    

~~~

Setelah berakhirnya pertarungan Pangeran dengan Louis dan kedua saudara vampir itu membawanya pulang, kini Louis tampak seperti mayat yang sudah lama mati. Dia terlihat dibaringkan di kasur dan baru saja diobati oleh Agra.

Di Kamar itu juga ada Tristan, Liora dan Jordan. Sementara Fita dan Stanley diminta untuk menunggu saja di luar Kamar.

"Ayah, apa Louis baik-baik saja?" Tanya Jordan, cemas melihat Louis yang semakin pucat.

"Tidak, Jordan. Louis terkena suatu kekuatan besar. Kondisinya sangat buruk saat ini dan Ayah meyakini kekuatan yang menyerang Louis bukanlah kekuatan serigala,"

Liora bingung mendengar jawaban Agra. "Bukan kekuatan serigala, Ayah? Tapi, Fita dan Stanley mengatakan jika Louis bertarung dengan Pangeran dan dia kalah oleh kekuatan serigala itu."

"Jika memang keadaan Louis ini bukan dikarenakan kekuatan serigala, lalu kekuatan apa, Ayah?" Tristan yang merasa aneh dengan keadaan Louis pun ikut bertanya.

"Kekuatan ini tidak asing. Ayah pernah merasakannya. Ayah menduga Ini adalah ... kekuatan macan."

"Kekuatan macan?"

Liora dan Jordan saling melirik. Sementara Tristan hanya terdiam memikirkan dugaan Agra.

Macan?

Sudah lama mereka tak melihat bangsa itu. Bahkan mereka pikir bangsa macan sudah punah selama ini. Walaupun rumornya, Bangsa macan bersembunyi di kedalaman Hutan dan akan menghabisi siapapun yang berani memasuki wilayahnya.

"Tapi, Ayah, bagaimana mungkin Pangeran memiliki kekuatan itu?"

"Raja serigala. Hanya dia yang tahu jawabannya,"

***

Sesuai perintah Galang, Adhitya membawa Salwa kembali ke Sekolah. Namun, saat sampai di tempat itu, Salwa langsung memprotes dirinya.

"Loh, kok balik ke Sekolah, sih?" Tanya Salwa dengan dahinya yang berkerut bingung.

"Emang sebelum Pangeran bawa Lo pergi ke tempat tadi, Lo ada disini, kan? Lagian Ayah cuma nyuruh gue buat bawa Lo pergi, bukan nyuruh gue bawa Lo pulang ke Rumah lo." Sahut Adhitya dengan wajah polosnya.

"Heh, manusia jadi-jadian! Kenapa Lo gak langsung bawa gue ke Rumah gue aja? Lo mau gue jalan dari sini ke Rumah yang jaraknya berkilo-kilo meter? Lo pikir gue bisa melesat juga kayak Lo sama si Pangeran, hah?"

Adhitya menutup telinganya rapat-rapat tak kuat mendengar Salwa mengomelinya dengan nada bicara yang melengking. Untungnya Sekolah sudah sepi, jadi tidak ada yang mendengar perkataan Salwa tadi.

"Heh!" Salwa menarik kedua tangan Adhitya hingga tak lagi menutupi pendengaran laki-laki itu. "Jangan tutup telinga Lo!"

"Lagian lo ngomongnya udah kayak pake toa, berisik! Telinga gue sakit dengernya." balas Adhitya dan langsung mendapat Omelan lagi dari gadis itu.

"Ya gak papa gue ngomong kayak pake toa, biar cowok gak peka kayak Lo denger apa yang gue mau! Pokoknya gue mau pulang ke Rumah dan Lo harus ... "

"Berisik!" Adhitya menutup mulut Salwa, menghentikan gadis itu berbicara.

Salwa sempat memberontak sebelum akhirnya Adhitya maju hingga wajah keduanya berada di jarak yang cukup dekat.

GANTENG GANTENG SERIGALA (2)Where stories live. Discover now