Kisah Galang Dan Sisi (part flashback)

790 40 31
                                    

***

Meskipun Sisi telah menikah dengan Galang, akan tetapi ia masih terus memikirkan Digo. Tak ada satu hari pun ia lewati selain mengenang kebersamaannya bersama Digo. Sampai-sampai Sisi seakan tak menyadari kehadiran Galang yang sudah berstatus sebagai suaminya.

Dua ratus tahun lamanya Galang memberikan waktu kepada Sisi terlarut dalam kesedihan atas kepergian Digo. Dia sangat paham bahwa Sisi membutuhkan waktu untuk bisa mengikhlaskan Digo.

Sementara itu, Galang disibukkan dengan memimpin bangsa serigala yang populasinya tak lagi banyak. Jika kesibukannya telah selesai, tak jarang Galang pergi menemui Selena untuk menghilangkan rasa rindunya kepada wanita itu.

Hingga pada suatu malam, Galang mendatangi Sisi. Seperti biasa, istrinya itu hanya duduk di sebuah batu sambil memandangi luasnya langit yang kelam.

Tujuan Galang mendatangi Sisi malam itu hendak mendapatkan haknya sebagai seorang suami. Mereka sudah memiliki ikatan dan memang sepantasnya mereka mendapatkan hak masing-masing sebagai sepasang suami istri.

Galang menurunkan tubuhnya duduk di samping Sisi. Melihat keadaan Sisi saat itu, Galang merasa ragu untuk mengajaknya. Tapi, Galang harus menghilangkan rasa ragu tersebut demi tujuannya.

Sebenarnya Galang masih memberikan waktu kepada Sisi, namun tidak dengan Raja Macan.

"Kamu harus segera memiliki keturunan, Galang!" Ujar Raja Macan kala Galang menemui Selena dan bertemu dengan Ayah istri pertamanya itu.

"Sisi butuh waktu, Ayah. Dia masih berkabung atas kehilangan orang yang dia cintai. Aku tidak bisa memaksanya," Balas Galang.

"Sampai kapan? Dua ratus tahun kamu jalani sia-sia dengan dia!" Bentak Raja Macan. Dia kesal sekali karena Galang tidak bisa tegas padahal ia memiliki hak sebagai suami untuk dilayani oleh istrinya.

Galang hanya bisa diam dengan kepala yang tertunduk menerima amarah Raja Macan. Sementara Selena berusaha menenangkannya agar tak lepas kendali menyerang Pria tua tersebut.

"Asal kamu tahu, Galang! Jikapun kamu berhasil menghamili Sisi, janinnya belum tentu bisa terlahir sempurna atau bahkan akan mati sebelum dia terlahir ke dunia."

Galang seketika melirik Raja Macan. "Maksud Ayah?"

"Jika Sisi hamil, janinnya yang ditakdirkan memiliki darah macan dan darah serigala akan saling berebut raga. Jika janin itu tidak kuat, maka Sisi akan mengalami keguguran. Dan kamu harus terus mencoba sampai Sisi berhasil memberikan keturunan dengan dua kekuatan itu!"

Galang menggelengkan kepala tak menyangka pengaruhnya akan sebesar itu. "Ayah, aku benar-benar tidak tega jika Sisi harus mengalami hal se-menyakitkan itu."

"Ingat, Galang! Jika bukan karena Aku kamu tidak akan hidup sampai sekarang!"

Galang sungguh dilema. Dia tak tega dengan Sisi yang akan mengalami hal sulit hanya agar dia mendapatkan keturunan dari istri serigalanya itu. Namun, di sisi lain, ia juga tak bisa menolak perintah dari Raja Macan.

Setelah cukup lama diam melamun sambil memandangi Sisi, Kini tangan Galang terulur meraih pundak wanita itu. Mulutnya terbuka hendak bicara, namun Sisi mendahuluinya.

"Mau ngapain Lo ke sini?" Tanya Sisi tanpa lepas menatap pemandangan langit yang gelap seperti menggambarkan kehidupannya tanpa Digo.

Mendapat sikap dingin itu, Galang lantas menurunkan tangannya dari pundak Sisi. "Si ... " Ada jeda cukup lama karena dia harus menarik napas dalam-dalam agar siap mengatakan kalimat yang terasa ragu untuk diucapkan. "Kita kan udah nikah, tapi kita belum ... "

GANTENG GANTENG SERIGALA (2)Where stories live. Discover now