Curiga

406 32 4
                                    

***

"Pangeran, Jessica dimana? Lo harus jagain dia! Jangan sampai dia kegigit sama zombie! Gue gak mau punya sahabat yang jadi zombie!" Kata Salwa seraya mengguncangkan tubuh Pangeran.

"Lo dapat kertas itu dari mana?" Tanya Pangeran tak mempedulikan perkataan Salwa tadi.

"Tadi sebelum Bang Ali berangkat kerja, dia tuh kayak sibuk gitu masuk-masukin berkas ke tasnya. Terus, pas Bang Ali pergi, gue gak sengaja lihat kertas ini di meja. Kayaknya kertas ini ketinggalan,"

Pangeran menggaruk kepalanya yang tak gatal. Kenapa Bang Ali bisa ceroboh seperti ini? Dan sekarang lihat kan efeknya?

"Lo tau gak? Seharusnya Lo jangan ngomong ke semua orang tentang virus itu!" Salwa mengerutkan dahi mendengar perkataan Pangeran.

"Pangeran, lo gimana sih? Gue tuh kasih tau Lo semua tentang virus ini supaya Lo semua bisa siap-siap menghadapi kiamat zombie yang kita gak tau kapan itu terjadi! Gue cuma mau Lo semua selamat!"

Pangeran mengusap wajahnya berusaha mengontrol emosi yang mulai bangkit.

"Salwa, kertas berisi informasi tentang virus yang ada ditangan lo itu pasti merupakan rahasia. Dan lo malah bilang ke semua orang tentang isi kertas itu. Kalo aja berita yang lo umumin tadi semakin menyebar, Abang lo pasti bakal kena masalah!" Ucap Pangeran mencoba menjelaskan.

Salwa menjadi diam karenanya. Ucapan Pangeran membuatnya baru tersadar dari kesalahan yang telah dia lakukan.

"Di kertas itu belum diketahui nama dari virus yang dimaksud. Kalo ternyata virus itu bukan virus zombie, terus virus itu cuma virus biasa yang udah ada penawarnya, bukan cuma Abang lo yang kena tapi Lo juga! Lo bakal kena pasal tentang penyebaran berita hoax!"

Salwa semakin tersadar. Kini dia dilanda rasa panik. Bagaimana sekarang? Jika yang dikatakan Pangeran benar, lalu, bagaimana dengan nasib dirinya dan sang Kakak?

"Terus, sekarang gue harus apa, Ran? Gue takut ... " Sesalnya.

Pangeran mengedikkan bahu. "Ya, gimana lagi? Lo harus umumin ke semua orang kalo berita yang lo kasih tadi cuma berita hoax, berita yang belum ada kebenarannya."

"Tapi, gimana caranya?"

"Lewat sosial media," sahut Jeff membuat Pangeran dan Salwa menoleh menatapnya. "Melalui sosial media, pengakuan lo kalo berita itu hoax bakal tersebar dengan cepat. Cuma efeknya, nanti lo bakal di hujat." Ia melanjutkan perkataannya.

Salwa bimbang. Apa dia harus melakukan apa yang disarankan Jeff? Mengakui jika berita yang tadi dia sebarkan hanyalah berita hoax melalui sosial media? Tapi, nanti dia akan dihujat.

"Lo mikirin apa lagi? Cepetan lo lakuin apa yang disaranin Jeff tadi! Gue setuju sama saran dia!" Ujar Pangeran.

"Saran si Jeff emang bagus, tapi gimana kalo nanti gue dihujat?" Balas Salwa ketir.

"Ya, lo pilih aja. Lo mendingan dihujat dan waktunya gak akan lama atau lo sama Abang lo nanti ditangkap karena nyebarin berita hoax?" Stanley menyahut.

"Hmm, bener. Lo pilih aja!" Imbuh Pangeran.

Salwa memejamkan mata, menyelaraskan pikirannya yang begitu kalut. Setelah cukup lama bertarung dengan ketakutannya, akhirnya Salwa memutuskan sebuah pilihan.

"Oke! Gue bakal ngaku kalo berita yang gue umumin tadi adalah berita hoax di sosial media!"

Pangeran dan kelima saudara vampir itu akhirnya bisa bernapas lega.

"Bagus! Yaudah sekarang lo ngaku cepat!" Titah Pangeran.

"Iya!"

Salwa segera mengeluarkan handphonenya, lalu setelah benda itu menyala, Salwa cepat-cepat membuat sebuah pengakuan jika berita yang dia sebarkan tadi adalah berita yang belum ada kebenarannya.

GANTENG GANTENG SERIGALA (2)Where stories live. Discover now