Menerima Kenyataan

647 46 9
                                    

***

Jessica telah sampai di depan Rumah.

Namun, dia tak berani masuk ke dalam. Karena sudah pasti sang Ibu akan langsung menanyakan dimana keberadaan Pangeran.

Sedangkan Jessica tidak mungkin mengatakan bahwa Pangeran hilang.

"Duh, gue harus gimana dong?" Lirih Jessica.

Disaat Jessica sedang berpikir mencari alasan jika nanti Buk Alma menanyakan Pangeran, tiba-tiba saja pintu rumah terbuka.

Tubuh Buk Alma menyembul keluar dan terkejut melihat Jessica ada disana.

"Jessica?"

Jessica menoleh. Ditatapnya Buk Alma dengan perasaan was-was.

"Kamu kok udah pulang? Ini baru jam 9 loh. Kamu gak bolos sekolah kan?"

"Ya nggak dong, Buk ... tadi itu ... Di sekolah guru-gurunya lagi ada rapat. Makanya semua murid disuruh pulang," kilah Jessica.

"Oh ... Terus kenapa cuma berdiri aja disini? Kenapa gak masuk?" Tanya Buk Alma kebingungan.

"Um ... ini ... Tadi itu ... Jessica lagi istirahat dulu. Soalnya Jessica pulangnya jalan kaki," Jessica menjawab dengan gugup.

"Kok jalan kaki? Pangeran nya mana? Gak pulang bareng?"

Jessica menggigit bibir bawahnya. Habislah. harus jawab apa dia sekarang?

"Kok diem? Oh, kamu marahan sama Pangeran?"

Jessica mengangguk cepat, "i-iya, Buk. Jessica lagi marah banget sama Pangeran. Tadi kan dia malah ninggalin Jessica dan bikin Jessica hampir gak bisa ikut belajar. Makanya sekarang Jessica pulang duluan ninggalin dia." Dalihnya.

"Ciaelah ... Makanya jadi orang jangan ambekan. Jadi susah sendiri kan. Pulang sendiri, jalan kaki, jadinya capek. Kalo kamu bisa kontrol rasa marah kamu, kamu gak akan tuh pulang sendiri. Bisa ikut Pangeran naik motor," omel Buk Alma.

Jessica menghela nafas.

Dia bersyukur karena Buk Alma percaya dengan kebohongan nya tadi.

Tapi disisi lain, dia kesal karena Buk Alma malah menceramahi nya. Padahal menurutnya, dia tidak sepenuhnya salah. Wajar dong dia marah sama Pangeran. Iya, kan?

"Ya udah, kamu masuk sana! Ganti bajunya! Ibu mau ke supermarket dulu. Mau belanja bulanan," kata Buk Alma.

"Iya, Buk,"

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam,"

Buk Alma melenjang pergi.

Sesudah kepergian Buk Alma, Jessica akhirnya bisa bernafas lega.

"Huft ... Untung aja Ibu gak curiga dan gak banyak nanya. Kalo banyak nanya gue pasti bingung harus jawab apa!" Gumam Jessica.

Dia lantas berdecak sebal, "gara-gara lo sih Ran, pake ngilang segala!"

,,,

Setelah kembali ke bentuk manusia, Pangeran bangkit dengan bertelanjang dada. Untungnya, dia sedang berada di belakang sekolah yang jarang didatangi oleh siapa pun. Jadi dia tidak terlalu malu.

Sementara Erik menatap Pangeran dengan begitu serius. Tentu itu membuat Pangeran merasa sangat canggung.

"Lo ngapain lihatin gue kayak gitu?! Gue cowok normal ya, jangan macem macem!" Ujar Pangeran sinis.

Erik tersenyum geli. Sungguh tidak ada perbedaan antara Pangeran dengan Galang. Dari wajah sampai kepribadiannya sangat sama.

"Malah senyum lagi. Makin curiga gue ... Eh, tapi bentar! Elo itu yang ada di hutan kan yang serigala bisa berubah jadi manusia?"

GANTENG GANTENG SERIGALA (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang