Memberikan Ruang

582 37 2
                                    

***

Ali menatap Sisi yang ia baringkan di kasur. Sisi tadi sempat sadarkan diri, mengeluh kedinginan dan sakit di bagian dada kiri. Tentu Ali sangat cemas. Dan sekarang wanita itu tampak tertidur pulas dengan suhu tubuhnya sudah lebih menghangat dari sebelumnya.

Untuk mempertahankan suhu tubuh Sisi, Ali terus menggosokkan tangannya di tangan wanita itu. Dia sudah memberikan obat antibiotik pada Sisi dan berharap esok pagi keadaannya bisa jauh lebih membaik.

Ali terpaksa membawa Sisi ke Rumah karena tak mungkin dia mengobati Sisi di wilayah bangsa serigala apalagi peperangan sedang terjadi. Beruntungnya Salwa sudah tidur. Jadi, dia tidak akan diberondongi banyak pertanyaan oleh adiknya itu mengenai Sisi.

"Lang ... " Ali terhenyak. Dia semakin mendekat ke tubuh Sisi lalu membelai puncak kepala Sisi yang bergerak-gerak tak nyaman.

"Si, kenapa? Apa yang lo rasain?" tanya Ali lembut.

"Dingin, Lang ... " ucap Sisi lirih. Dia terus memanggil Galang di alam bawah sadarnya. Hati Ali terasa tergores. Namun, dia pun berusaha memaklumi karena Sisi masih istri dari Galang.

Ali segera berjalan menuju lemari, dia mengambil selimut karena Sisi sepertinya membutuhkan selimut double. Ia lalu kembali ke samping kasur dan merentangkangkan selimut itu menutupi tubuh Sisi agar Sisi tak lagi merasa kedinginan.

"Lo bakal baik-baik aja, Si. Gue bakal terus jagain lo," kata Ali seraya menggenggam tangan Sisi.

Ali kembali memandangi Sisi. Wanita itu sudah tak  bergerak-gerak kedinginan. Akan tetapi mulutnya masih menggumamkan nama Galang. Rasanya Ali tak tega. Meskipun dia ada di samping Sisi, tapi sepertinya yang Sisi butuhkan saat ini adalah suaminya.

"Lang, Sisi butuh elo. Apa gue harus bawa lo ke sini?"

***

Sementara itu, di wilayah bangsa serigala, Galang, Selena, Erik dan Vino sudah kembali. Galang meminta Pangeran dan Adhitya untuk membantu pulang serigala-serigala yang berhasil diselamatkan oleh kekuatan Selena dan mengubur serigala-serigala yang tewas.

Kini Erik dan Vino tampak sedang mengistirahatkan diri dengan duduk di batu-batu yang disediakan. sementara Galang duduk di singgasana dan Selena terlihat hanya berdiri di sampingnya.

"Selen, kenapa kamu hanya berdiri? Duduklah!" ujar Galang. Tangannya mengarah pada kursi singgasana Sisi, meminta istrinya itu untuk duduk di sebelahnya.

Selena menyunggingkan senyum tipis, dia menggelengkan kepala menolak untuk duduk. "Kursi ini hak Sisi. Aku tidak bisa duduk di kursinya hanya agar bisa terus di samping kamu."

Galang menghela napas mendengar alasan Selena tak ingin duduk di kursi Sisi. "Kamu hanya duduk, Selen, bukan merebut singgasana ini."

"Tidak pantas bagiku, Galang. Aku di sini hanya tamu. Jadi, sudah selayaknya aku bersikap seperti tamu, bukan tuan rumah."

Lagi, Galang menghela napas. Jika sudah seperti ini dia tak bisa terus memaksa Selena.

"Di mana Sisi? Aku melihatnya terluka saat di medan perang. Apa keadaannya baik-baik saja?" tanya Selena sembari celingukan mencari si ratu serigala yang tak terlihat keberadaannya.

GANTENG GANTENG SERIGALA (2)Where stories live. Discover now