Janggal

569 32 4
                                    


____

Jeff masuk kedalam rumah dan disambut tatapan tajam keluarganya. Mereka marah karena sebelumnya Jeff tiba-tiba pergi tanpa berpamitan padahal Jeff masih dalam keadaan lemah.

"Lo habis dari mana, Jeff? Kenapa lo pergi gitu aja? Lo tahu kan keadaan lo lagi gimana sekarang," tanya Fita ketus.

"Gue minta maaf. Gue gak bisa terus diam aja di kamar, apalagi saat gue inget sama omongan dari orang yang udah nyerang gue. Jadi gue putusin buat nemuin Jessica," kata Jeff.

"Lo nemuin Jessica? Buat apa? Buat minta maaf lagi? Gak bosen apa?" Ketus Louis

"Bukan, gue datang kesana buat ngebuktiin omongan dari orang yang udah nyerang gue. Dia bilang kalo Jessica gak akan mudah jatuh cinta sama gue, karena Pangeran tempat ternyaman buat Jessica," ucap Jeff.

"Lo tahu gak siapa yang udah nyerang lo?" Tanya Stanley, dan dibalas gelengan kepala oleh Jeff tanda dia tak tahu.

"Yang udah nyerang lo itu Pangeran. Harus lo tahu Jeff ternyata dia adalah reinkarnasi dari Panglima Serigala bernama Galang. Dan dia terlahir lagi buat jadi penghalang kita mendapatkan gadis darah suci baru itu," jelas Stanley.

"Dan apa yang lo bilang tadi, sama seperti yang Pangeran bilang ke gue waktu itu. Jadi emang bener yang nyerang lo itu Pangeran," tambah Dinda.

"berarti dia udah tahu kalo kita itu vampir yang mengincar Jessica. Dan kita bakal lebih sulit dapetin Jessica," ujar Louis.

"Bagi gue yang sulit itu adalah bikin Jessica jatuh cinta sama gue," lirih Jeff.

"Lo bener Jeff. kalo Jessica gak bisa jatuh cinta sama lo, sampai kapan pun kita gak akan bisa menuntaskan tugas dari paman," kata Fita.

"Kita harus lakuin sesuatu. Kita gak bisa diem aja. Seenggaknya kita harus bisa jauhin Pangeran dari Jessica," tutur Stanley.

"Iya, gue setuju sama lo. Gimana kalo kita nyuruh Dinda buat pura-pura suka sama Si Pangeran dan deketin si Pangeran, biar pikiran Pangeran teralihkan dari Jessica?" Usul Louis.

Mata Dinda membulat sempurna mendengar usulan itu, "Kenapa harus gue? Gue gak mau!" Tolaknya.

"Dinda, lo tuh cewe paling lembut disini. Si Fita kan jutek tuh mukanya, kalo elo mukanya adem, senyum lo juga manis. Di jamin si Pangeran bakal suka sama lo!" Louis menuturkan alasannya memilih Dinda untuk mendekati Pangeran. Meskipun dia mendapat tatapan tajam dari Fita.

"Tapi Louis, Ayah udah peringatin kita untuk jangan berhubungan sama bangsa Serigala," bantah Fita.

"Kita gak berhubungan! Cermati lagi omongan gue tadi. Kita cuma nyuruh Dinda buat pura-pura suka sama si Pangeran dan deketin dia biar pikiran Pangeran dari Jessica bisa teralihkan. Dengan begitu Jeff bisa pdkt-in Jessica tanpa ada gangguan. Kalo soal peringatan dari Ayah, kita lakuin rencana ini diem-diem aja, asal si Dinda jangan sampai beneran suka sama Pangeran," jelas Louis. "Gimana? Lo semua setuju kan sama usulan gue?"

Jeff dan lainnya hanya diam, sebenarnya usulan Louis cukup berpotensi besar agar bisa membuat Jeff dekat dengan Jessica. Tapi, disisi lain mereka harus menentang peringatan dari Ayah mereka. Dan tidak menuntut kemungkinan Dinda jadi suka beneran sama Pangeran. Hal inilah yang menyebabkan banyak pertimbangan.

Jeff melirik Dinda yang terlihat murung, "Gimana Dinda? Apa lo setuju? Dan apa lo bisa buat gak beneran suka sama Pangeran?"

"Sulit buat gue nolak sama apa yang direncanain Louis tadi. Tapi, gue bakal lakuin itu demi lo, demi Paman dan demi kita semua. Kalo darah suci Jessica udah kita ambil kita bisa segera pergi dari kota ini," balas Dinda tulus.

Jeff tersenyum atas balasan Dinda. Jika Jessica sudah jatuh cinta pada Jeff, maka Dindalah orang yang berkorban banyak. Dia meraih tubuh Dinda lalu menuntunnya sampai kedekapannya.

____

Pangeran terbaring di pembaringan Rumah sakit, terlihat Dokter yang baru saja selesai memeriksanya. Diruangan itu juga terlihat Jessica dan kedua orang tuanya yang begitu mencemaskan keadaan Pangeran.

"Dok, gimana keadaan anak saya?" Tanya Firman.

"Pasien baik-baik saja. Bahkan saya bingung kenapa Pasien dibawa kemari. Karena dari pemeriksaan saya tidak ada luka apapun pada tubuh Pasien,"

Jessica, Firman dan Alma saling bertatapan mendengar perkataan Dokter.

"Lah? Gimana si Dok? My Prince itu tadi pingsan karena kepalanya kepukul sama pas bunga, makanya dia dibawa kemari. Masa Dokter gak tahu pasiennya ada luka parah? Dokter ini dokter beneran kan bukan dokter gadungan?" Omel Alma.

"Maaf, Buk. Tapi, saya memang tidak melihat ada luka ditubuh Pasien. Ibu dan Bapak bisa lihat sendiri. Jika memang kepala Pasien terkena pukulan yang cukup keras tapi tidak mengeluarkan darah, maka akan terjadi gumpalan darah di kepalanya. Namun dari hasil rontgen semuanya terlihat normal saja," jelas si Dokter.

"Tapi, Dok. Saya lihat sendiri kok kepala Pangeran kena pas bunga itu keras banget. Bahkan Pas bunganya sampai pecah. Gak mungkin dia baik-baik aja dan gak ada luka sedikit pun," ujar Jessica. Dia amat teringat kejadian saat dirinya memukul kepala Pangeran dengan Pas Bunga. Jadi tidak mungkin Pangeran bisa baik-baik saja.

"Maaf, jika memang kalian masih tidak yakin dengan hasil pemeriksaan saya, kalian bisa membawa pasien ke rumah sakit lain untuk melakukan pemeriksaan ulang," tampaknya Dokter itu sudah mulai kesal.

Pangeran membuka matanya, dia sudah muak berpura-pura pingsan. Bahkan sebenarnya dari tadi dia  mendengarkan perdebatan antara keempat orang di hadapannya itu.

"Pangeran udah bangun!" Seru Firman yang baru menyadari Pangeran sudah membuka matanya. Seruannya tadi membuat Alma dan Jessica langsung melirik Pangeran.

"My Prince, akhirnya bangun juga!" Senang Alma.

"Aku siapa? Aku dimana?" Ucapan Pangeran seketika membuat Jessica terkejut.

"Pangeran... lo beneran gak tahu apapun?" Tanya Jessica panik.

"Ya nggak, lah!" Balas Pangeran seraya bangkit. "Gue masih inget semuanya! Gue Pangeran, Lo Jessica, ini Om Firman dan Ini Tante Alma."

Jessica langsung menoyor Pangeran, "Ah, elo! Bikin panik aja tau! Gue pikir lo beneran amnesia gara-gara pukulan gue."

"Gue gak papa. Gak usah lebay! Lagian kenapa gue dibawa kesini sih? Dalam seminggu ini gue bolak-balik ke Rumah sakit terus, bosen tau gak!" Cerocos Pangeran.

"Pangeran tadi itu kepala kamu kena pukul pas bunga sampai kamu pingsan, makanya kita bawa kesini. Tapi kamu beneran gak papa kan? Gak ada yang sakit kan?" Cemas Firman.

"Nggak, Om. Pangeran fine-fine aja. Om Firman sama Tante Alma gak perlu cemas, oke? Lagian Dokter kan bilang tadi kalo Pangeran gak ada luka sedikitpun,"

"Loh kok tau? Bukanya tadi kamu pingsan Pangeran? kok kamu bisa tau sama apa yang dibilang dokter?" Heran Alma.

"Lo pura-pura ya?"

Pangeran gelagapan, ketahuan sudah kalau tadi dia hanya pura-pura.

"Ng-nggak! Tadi itu kebetulan Pangeran udah sadar makanya Pangeran bisa dengar," kilah Pangeran. "Udahlah, mending kita pulang. Ini udah jam 2 pagi, besok harus sekolah. Jadi sekarang mari kita pulang!"

Pangeran turun dari pembaringan dan melangkah keluar dari ruangan itu.

Firman, Alma serta Jessica masih belum peecaya dengan yang mereka lihat. Pangeran terlihat begitu sehat seperti tidak terjadi apa-apa.

"Ada yang janggal sama Pangeran..." pikir Jessica.

-BERSAMBUNG-

GANTENG GANTENG SERIGALA (2)Where stories live. Discover now