Melanggar Pantangan?

499 32 1
                                    


***

Pukul 13.30, bus kamping dari SMA Angkasa baru sampai di tempat Pos. Setelah turun dari bus, mereka bergegas berkumpul di depan Pos dengan menggendong tas berat mereka masing-masing.

Di hadapan mereka saat ini ada Buk Farah serta Pak Budi diapit dua petugas yang siap memberikan pengumuman.

"baik, semuanya. Sebelum kita lanjut ke tempat kemah, kita akan mendengarkan dulu pengumuman dan arahan dari pak petugas penjaga hutan," ucap Buk Farah.

"dengarkan baik-baik ya! Kalau ada yang ingin di tanyakan bisa tanyakan nanti sama Bapak petugasnya," tambah Pak Budi.

"Siap, Buk, Pak!" sahut mereka serentak.

"silahkan, mulai Pak!" pinta Buk Farah pada kedua petugas pelindung hutan itu.

"baik, adek-adek, Perkenalkan saya dan teman saya adalah petugas pelindung kehutanan. Disini kami akan memberikan arahan untuk kalian. Harus kalian ketahui hutan merupakan tempat habitat banyak hewan. Hutan ini masih asri dan masih banyak hewan buasnya. Maka dari itu ada beberapa pantangan untuk kalian agar hutan ini tidak tercemar,"

"pantangan yang pertama tentu jangan buang sampah sembarangan, kalau perlu siapkan kresek atau karung lalu masukan sampah kedalam sana ya. yang kedua jangan memetik bunga yang dilindungi negara, dan ketiga di harapkan agar tidak masuk ke kawasan hutan larangan. Ketiga pantangan tadi diharapkan bisa kalian jaga ya,"

Jelas kedua petugas itu dan di angguki oleh murid-murid.

Pangeran mengangkat satu tangannya, tanda ingin bertanya,
"izin bertanya, Pak!"

"iya, silahkan"

"boker sembarangan boleh gak, Pak?" pertanyaan nyeleneh dari Pangeran membuatnya langsung disoraki.

"huuu, apaan sih Pangeran!"
"Gaje, Lo!"
"berobat lo!"

"dih, kan gue cuma nanya. Kenapa pada nyolot semua?" heran Pangeran.

"ya pertanyaan lo aneh, Pangeran!" sembur Ridwan.

"gak papa sih boker sembarangan, paling nanti ketemu macan terus di 'ngap pantat lo," ucapan Ucok seketika mengundang gelak tawa.

"sudah, sudah!" seru Pak Budi membuat anak muridnya berhenti tertawa.

"Pangeran, pertanyaan kamu itu cukup nyeleneh. Tapi, kenapa kita tidak tanyakan saja kepada Pak Petugas bagaimana cara buang air besar dengan benar di tempat perkemahan nanti. Bagaimana, Pak?" ujar Buk Farah.

"jika ingin buang air besar, carilah tempat yang bersemak. Tapi harus di perhatikan dulu, takut ada ular. Lalu, kalian bisa menggali tanah minimal sedalam 25 cm, jika sudah selesai buang air besarnya, kalian bisa kubur kembali dengan tanah." jelas salah satu petugas itu.

"nah, bagaimana? Sudah paham semua? Ada yang mau di tanyakan lagi?" tanya Pak Budi.

Kini Ridwan mengangkat tangannya,
"saya, Pak!"

"iya, Ridwan. Mau tanya apa?"

"tadi kata Pak Petugas kalo pantangan ketiga tuh jangan masuk ke kawasan hutan larangan. Emangnya hutannya sebelah mana? dan kenapa gak boleh di masuki, Pak?" ucap Ridwan mengutarakan pertanyaannya.

"baik, untuk kawasan hutan larangan ada di sebelah barat. Dan sudah di tandai dengan garis kepolisian. Jadi, kalau nanti adek-adek melihat ada garis polisi diharapkan jangan melewatinya ya, karna disana banyak hewan buas serta ada kawasan yang curam. Salah satu kenapa di larang masuk adalah jika terlanjur masuk terlalu dalam, akan sulit di temukan. Maka jika tidak ketemu ada 2 kemungkinan. Tersesat selama-lamanya, atau mati di makan hewan buas."

GANTENG GANTENG SERIGALA (2)Where stories live. Discover now