Prove

3.2K 484 17
                                    

brukh!

Doyoung jatuh ke lantai membuat darah berceceran di lantai. Tubuhnya tetap gemetar, wajahnya semakin pucat.

Haru berjongkok, mengangkat tubuh submissive-nya bridal style, membawanya ke ranjang. Setelah menidurkan tubuh Doyoung di kasur, Haru mengambil pakaian di lemari.

"Ambilkan air hangat." Suruh Haru. Maid itu mengangguk lalu berlari ke kamar mandi, mengambil air hangat lalu kembali dan memberikannya ke Haru.

Haru mengambil handuk mini di nampan kemudian mencelupkannya di air hangat. Haru dengan telaten mengusap tubuh submissive-nya dengan handuk yang hangat.

"Nyalakan penghangat ruangan. Matikan pendingin ruangan. Panggil Lucire, juga dokter."

"Baik." Maid itu menunduk patuh sebelum berlari keluar dari kamar.

Selesai mengusap tubuh Doyoung, Haru kembali berdiri tegak, bersamaan dengan Lucire juga Dokter yang masuk ke dalam kamar.

"Bersihkan budak itu. Dan kau dokter, kembalikan suhu tubuhnya. Jika aku pulang nanti suhu tubuhnya belum kembali, kau ku ceburkan ke kolam."

Dokter itu menundukkan kepalanya, "Saya bersumpah sebelum anda pulang, suhu tubuh submissive anda sudah kembali pulih."

Haru langsung pergi dari kamar. Sebelumnya dia berhenti di sebelah pintu. "Kau Lucire, tutup matamu tanpa melihat Doyoung."

"Baik." Lucire patuh. Mengeluarkan kain hitam yang segaris dengan matanya. Melihat itu, Haru langsung keluar dari kamar, sedangkan Lucire membuang nafas.

"Kau, cepat tuntun aku ke wanita itu." Suruh Lucire pada salah satu penjaga. Pria kekar itu menuntun Lucire ke arah wanita yang terus pendarahan, bahkan bentuk kepalanya sudah hancur.

Lucire kemudian membuka matanya. Dia menatap wanita itu yang sudah banjir oleh darah di sekujur tubuhnya. Pria itu berjongkok, mengulurkan tangan untuk membongkar kepala perempuan itu.

"Belek bagian jantung, ginjal, paru-paru dan hati. Keluarkan itu semua, dan taruh di kantung. Malam ini, kita jual."

Penjaga itu mengangguk patuh. Lucire kembali berdiri, dengan tangannya yang mengambil tissue untuk membersihkan bercak darah di tangannya.

Setelah tangannya bersih, Lucire kembali memakai kain hitam di matanya, lalu pergi keluar kamar, di tuntun oleh penjaga tadi.

***
Lucire turun dari tangga sambil melepas kain hitam di matanya. Dia membungkuk ketika berdiri di lantai utama ke arah Haru yang kini berdiri dari duduknya.

Haru melempar sebuah kartu identitas. "Apa yang bisa di jual malam ini? Berapa keuntungannya?" Haru bertanya, sembari membenarkan jam tangannya.

"Karna anda memfokuskan tembakan pada kepala, sudah pasti otak hancur. Tapi bagian tubuhnya masih dalam keadaan baik, kita bisa menjual semua organnya. Sebagian darah juga sudah berceceran, hanya menyisakan 2,5 liter, kemungkinan 4,4 triliun."

Haru mengangguk. Setidaknya itu mencukupi minimal keuntungan. "Kalau gitu, siapkan organnya, dan langsung jual." Ucap Haru sebelum pergi ke luar dari rumah.

Pria itu masuk ke dalam mobil. Lucire melihat kepergiannya, lalu menyunggingkan senyumnya.

"Kapan Tuan Ilario di perkirakan selesai bertugas?"

Pria di belakangnya langsung memencet cip yang tersambung ke pengawal Haru.

"Pukul 11.53 malam, Tuan."

Lucire mengangguk. Dia masuk ke dalam mobil, lalu pergi ke tempat yang menjadi penjara penyiksaan para budak.

***

[✓] THE DEVIL MAFIA (DE' ILARIO SEASON 1)Where stories live. Discover now