Demon nature

2.1K 360 50
                                    

5 tahun berlalu setelah tragedi besar itu. Kini, Lucire sudah menginjak umur 10 tahun dengan adiknya yang menempuh usia balita.

"Haru!"

Anak laki-laki balita itu menoleh ke arah Kakaknya dengan tatapan datar juga pandangan kosong. Ekspresinya yang suram, sudah biasa Lucire lihat.

"Bibi El panggil, ayo." Ajak Lucire mengulurkan tangan, hendak menggandeng adiknya, namun Haru berkedip kosong sebelum akhirnya pergi lebih dulu.

Ini sudah biasa.

Ketika mereka berdua sampai di tempat El, wanita itu langsung menarik Haru untuk duduk di sebelahnya, di atas ranjang lapuk. El menatap putra kandung Tuannya itu dengan tatapan datar namun sangat intim.

"Apa yang Haru lakukan hari ini?"

Anak laki-laki itu menolehkan kepalanya ke arah El, memberikan tatapan kosong dan dalam. "Haru.. cekik leher kelinci di halaman." Jawab anak laki-laki itu membuat El tersenyum kecil.

"Bagus." Tangan El mengelus rambut si kecil. "Hari ini, Bibi El tidak akan hukum. Tapi Haru sekarang pergi ke kamar, dan baca buku kembali, oke?"

"Hm.." anak laki-laki itu menurut, dia turun dari kasur dan pergi ke kamarnya dengan langkah benar-benar pelan, terkesan memberat.

Lucire menatap adiknya dengan tatapan dalam sebelum akhirnya dia menatap El. "Kenapa Bibi terus menyuruh adik untuk bunuh hewan? Ayah tidak suka itu, Ayah akan―"

"Ayah kalian sudah mati di bakar oleh api." El menyela, menatap datar wajah Lucire. "Kalian tau, siapa yang membakar rumah kalian hingga orang tua kalian mati terbakar api? Itu karena manusia."

"Tapi.. kita juga―"

"Lucire dengarkan aku." El kembali menyela. Menatap dalam anak laki-laki di depannya. "Sejak tragedi itu, kalian bukan lagi manusia, paham?" Tangan El terulur, menyentuh bahu Lucire. "Kalian harus menaruh pin atas kata-kataku. Kalian bukan manusia, kalian iblis yang hadir untuk membalaskan dendam orang tua kalian."

Lucire terdiam.

"Sehari setelah adikmu di lahir-kan, sehari setelah akhirnya Bunda-mu tidak merasakan sakit lagi, sehari setelah semua pengorbanannya terbalaskan, saat itu, api yang di buat oleh manusia membakar habis tubuh orang tua kalian." El mengatakannya penuh penekanan, tersirat dendam nyata dari matanya. "Sekarang fikirkan, jika manusia itu tidak membakar rumah kalian, hari ini, apa yang akan kalian lakukan bersama orang tua kalian?"

Lucire tidak bisa menjawab. Pandangannya menatap lantai, merasa perkataan El sangat masuk ke dalam hatinya. Seperti semua pernyataan El mudah ia terima, membuat hatinya semakin sakit.

"Pikirkan adik-mu Haru, sehari setelah dia lahir, dia harus kehilangan orang tuanya. Perjuangan Bunda-mu juga akan jadi sia-sia jika Haru lahir tanpa kasih orang tuanya." Kemudian El berdiri, mengangkat kepala Lucire agar menatapnya. "Aku akan buat adik-mu tidak perlu merasakan kasih sayang. Dengan begitu, Haru akan tumbuh menjadi kuat dan memiliki hati yang mati sehingga membunuh para manusia itu tidak perlu memakai perasaan."

Setelahnya, El pergi, meninggalkan Lucire yang terdiam dengan pandangan kosong. Adiknya selama 5 tahun hidup tanpa kasih sayang darinya maupun El sendiri. Sehari-harinya hanya di berikan rasa sakit juga penderitaan tak berujung sampai tidak pernah sehari-pun suara jeritan adiknya terdengar.

"El.. benar, adik tidak perlu kasih sayang siapapun supaya kuat dan bisa membalaskan dendam Ayah dan Bunda."

***
Kamar gelap itu hanya diterangi obor. Haru kecil bersandar di atas kasur lapuk dengan matanya yang mengarah ke televisi kecil yang menampilkan warna hitam-putih.

[✓] THE DEVIL MAFIA (DE' ILARIO SEASON 1)Where stories live. Discover now