Error

3.1K 442 40
                                    

"Aku mencintaimu."

Doyoung tidak bisa menghilangkan ucapan Haru tadi pagi dari pikirannya. Dia terus memikirkannya, sembari menatap kalung yang melingkar di lehernya. Haru memberikannya kemarin sebelum pergi, dan Doyoung mengakui Kalungnya sangat cantik.

"Apa aku boleh mencintainya?" Gumam Doyoung dengan muka lesu.

Saat ini Doyoung duduk di halaman belakang. Duduk di kursi taman, dengan kakinya yang mengayun karna tinggi kursi.

Laki-laki dengan sweater pink itu mungkin satu-satunya orang yang bisa memakai pakaian berwarna di rumah ini. Hampir seluruh orang hanya memakai warna hitam. Bisa di katakan, pakaian Doyoung sangat mencolok.

Tapi jelas mereka lebih terkejut saat Tuan mereka yang memberikan pakaian berwarna pada Doyoung. Padahal..

"Hft..."

Doyoung memilih bangkit. Pergi ke dalam rumah, tapi ketika dia hendak berjalan, sebuah teriakan nyaring sampai ke telinganya, membuat lelaki itu berhenti bergerak.

Dengan cepat Doyoung membalik badan. Melihat ke belakang, dan melangkah satu-persatu ke arah suara. Doyoung tidak penasaran, tapi dia merasa ada seseorang yang butuh bantuan.

Dia berhenti di depan rumah minimalis. Doyoung mendongak menatap rumah itu, tanpa sadar kakinya melangkah.

prang!

Doyoung terperanjat saat kakinya tidak sengaja menyenggol tong sampah. Dia meringis lalu hendak bersembunyi, namun sesuatu yang membuat Doyoung mengernyit tipis adalah, di dalam tong sampah itu lubang yang di bawahnya seperti lorong.

"AKHH!!!!"

Doyoung mundur pelan-pelan. Setelah suara cambukan yang menggema, ada teriakan yang serak seperti kehabisan suara. Doyoung gemeteran di tempatnya, hampir dia berlari pergi namun dia tidak bisa.

"Please.. abaikan.." Pinta Doyoung menutup telinganya mencoba mengabaikan teriakan itu.

"AKHH!!!"

Air mata Doyoung jatuh ketika mendengar teriakan sesak dan keputusasaan. Dia jatuh ke tanah dengan dua tangan yang menutup telinga kuat-kuat.

"Ku harap, kau tidak melakukan kesalahan satu pun, paham?"

Doyoung menggeleng, dia menangis dalam diam dengan wajah memerah. Tangannya gemetar seiring dengan suara cambukan yang semakin menggema. Doyoung memilih berdiri, hendak menutup tong itu namun..

"SAKIT!! TOLONG JANGAN SIKSA AKU!! BUNUH AKU!! AKU INGIN MATI!! AGH!!!"

Doyoung memejamkan mata mencoba mengabaikan teriakan itu. Tapi dia tidak bisa, berakhir dengan Doyoung yang mencoba naik ke atas tong itu kemudian terjun begitu saja.





BRUK!





Doyoung meringis sakit dengan lututnya yang berdarah membasahi celana jeans putihnya. Doyoung melihat kanan-kiri, depan-belakang sebelum akhirnya bangkit dan bersembunyi.

Di balik tembok, Doyoung meniup lututnya yang berdarah. Beberapa kali Doyoung mengipas lukanya dengan tangan, sembari melihat sekitar.

Suara cambukan kembali terdengar, membuat Doyoung berdiri, menghampiri arah teriakan sambil mengendap-endap. Dia memilih berjalan di lorong sempit, dari pada di jalan luar. Yang dia tau, Mafia itu penuh mata-mata, Doyoung takut ketahuan dan..

Dia menggeleng kepalanya, tidak ingin membayangkan apapun nantinya.

Langkahnya berhenti, Doyoung mengintip seseorang yang duduk di kursi dengan tubuh terikat mati.

[✓] THE DEVIL MAFIA (DE' ILARIO SEASON 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang