Defeat

2.4K 392 44
                                    

tring!! tring!!














Haru menghentikan ciumannya, membuat Doyoung kehabisan nafas langsung menarik oksigen dengan wajah sangat merah. Sedangkan Haru menolehkan kepala, melihat ke arah jendela. Tirainya terbuka sedikit, menampakan alarm merah bergerak.

"Ck!" Pria Ilario itu bangkit dari atas tubuh Doyoung. Turun dari ranjang kemudian memakai bathrobe hitamnya. "Aku harus pergi, kau cepat tidur."

"U'um.." lelaki manis itu menganggukan kepala dengan wajah lelah. Kepalanya menyender nyaman di bantal dengan mata terpejam.

Melihat submissive-nya sudah tertidur, Haru keluar dari kamar. Sudah ada Lucire yang berdiri di tangga sembari memantau CCTV dari iPad.

"A melarikan diri."

Haru yang berdiri di sebelahnya langsung menoleh cepat ke arahnya dengan kernyitan tajam. "Bagaimana bisa?! Dasar bodoh! Ku hukum kau setelah ini." Desis Haru marah. Pergi ke luar rumah dengan aura gelap.

Di luar, pria Ilario itu melihat kekacauan para bawahannya yang berhamburan, berlari kesana-kemari demi menemukan RahaA. Haru mengernyit tajam, dengan kedua tangannya yang terkepal.

"Hentikan pencarian tidak becus kalian, manusia bodoh!" Teriak Haru kencang membuat mereka semua berhenti bergerak, bahkan menahan nafas saking paniknya. "Kalian fikir, dengan kelabakan kemana-kaman, kalian bisa menemukan A?! Dasar bodoh!!"

Lucire keluar dari rumah. Dia menyerahkan iPad di tangannya yang langsung di terima kasar oleh Haru.

"Orang dalam yang melepaskan A, Tuan."

Tentu Haru semakin marah. Beraninya ada yang mengkhianatinya. "Cari. Dan berikan siksaan, sampai dia tau siapa yang di khianati."

Lucire mengangguk patuh. Pria Alveano itu pergi dengan beberapa bawahan. Sedangkan Haru berteriak marah, kesal dan merasa di permainkan bagai banteng di beri kain merah.

"Mati kau, A."

Kemudian mobil hitam terparkir di depannya. Haru turun dari tangga, dan masuk ke dalam mobil. Menyerahkan tugas pada Lucire saja, tidak akan membuatnya lega. Sampai kapanpun, manusia yang sudah melihatnya, harus masuk ke dalam penjara atau mati dalam keadaan paling tersiksa sampai jasadnya di temukan dengan mata melotot lebar.

***
Mobil Lucire berhenti di sebuah jalan satu arah di puncak gunung. Tepat di jurang, berdiri laki-laki berjas putih dengan darah menetes di sekujur tubuhnya. Lucire tau itu A, tapi dia tidak akan bersikap gegabah.

Apalagi targetnya A, seseorang yang profesional, dan ahli dalam bidang yang sama dengannya.

"Pantau dengan kamera minimum, jangan sampai terlalu dekat." Suruh Lucire di angguki orang yang duduk bangku depan. Pria berbaju hitam itu langsung mengeluarkan sebuah kamera mini kemudian menjatuhkannya ke aspal.

Lewat kendali dari ponselnya, kamera itu bergerak sesuai arah. Posisi kamera di ambil dalam jarak tak terlalu jauh, juga tak terlalu dekat sesuai perintah Lucire.

Dapat di lihat wajah RahaA yang pucat dengan bibir memutih. Dari bola matanya, tidak ada tanda-tanda kehidupan, layaknya orang yang ingin mengakhiri hidupnya.

Dan benar saja, RahaA mengeluarkan sebuah pisau. Sejenak tatapan RahaA menatap kosong pisau di tangannya, sebelum akhirnya menusukan pisau tepat di perutnya sampai mengeluarkan darah cukup banyak dari perutnya.

Lucire tentu tidak membiarkan penghianat Tuannya mati begitu saja. Pria itu keluar dari mobil, kemudian berlari di atas tumpukan pasir putih dengan batu-batu kecil yang bergesek.

[✓] THE DEVIL MAFIA (DE' ILARIO SEASON 1)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن