Virus

2.9K 466 62
                                    

Haru membuka matanya dengan kernyitan kening, sebelum dia menegakan punggungnya membuat rasa nyeri di sisi perutnya semakin jadi. Kepalanya memberat, membuat penglihatannya sedikit buram.

Pria Ilario itu melihat sekeliling, menatap kamarnya yang asing. Kemudian dia menoleh ke sebelah, dimana tempatnya kosong.

"Akh." Dia meringis namun tetap menurunkan kakinya ke lantai. Pelan-pelan, pria itu berjalan ke arah pintu, membukanya dan pergi ke kamarnya juga Doyoung.

Namun Lucire mencegahnya masuk ke dalam kamarnya.

"Minggir!"

"Maaf Tuanku, tapi―"

"Minggir Lucire!"

Haru terus bergerak, namun Lucire terus menahan tubuhnya. Pria Ilario itu tidak bisa mengalihkan perhatian matanya dari kamar yang saat ini tengah di masuki beberapa dokter yang memakai jubah tertutup juga masker.

"Tuanku, anda harus mengerti. Kim Doyoung saat ini sedang di tangani, mohon bersabarlah."

"Kau fikir dia sakit?! Dia tidak sakit!" Teriak Haru dengan mata memerah, tajamnya melebihi ujung pisau.

Lucire membuang nafas.

"Kim Doyoung terjangkit virus, pagi ini pukul 4."

Haru terdiam. Tatapannya kosong. Lambat laun tangannya terkepal, dengan desisan. Matanya mulai memerah, menguarkan kebencian.

"Kau," Haru menyebut Lucire. "Sekarang cepat cari antibodinya."

"Hormatku mencari antibodinya Tuan." Lucire bergegas pergi turun, keluar dari rumah.

Haru bersandar di tembok dengan mata terpejam, juga kepalanya yang sedikit mendongak.

"Hah.."

Sementara Doyoung di dalam, terus batuk darah. Dokter-dokter harus mundur jika dia batuk karena virusnya mudah tertular dengan cepat.

Setelah batuk, Doyoung langsung terkulai lemas di ranjang. Tidak ada tenaga untuk membuka mata, bahkan nafasnya sesak karena dia tidak membuang karbondioksida di tenggorokannya. Rasanya setiap kali menarik nafas, dadanya akan terasa sakit membuat dia harus memejamkan mata kala harus menarik nafas sesuai anjuran dokter.

Ketua dokter akhirnya maju. Seorang perempuan muda di bidang keahlian bedah itu mulai membuka kancing baju Doyoung, dan memeriksa jantung lelaki itu dengan tangannya yang terlapisi sarung. Perempuan itu tampak gelisah sebab lemahnya jantung.

Akhirnya perempuan itu memilih mengambil devibilator untuk menormalkan irama jantung. Dia mengambil paddles kemudian menuangkan krim. Menaruh dua benda itu di posisi apeks dan sternum. Setelahnya, dia menekan tombol energy.

Beberapa kali dada Doyoung membusung. Monitor devibilator memperlihatkan detakan yang semakin normal meski sedikit-sedikit.

Para dokter membuang nafas lega melihat detakan jantung semakin membaik. Mereka hampir mati menahan nafas, ketika melihat detak jantung yang melemah.

Dokter perempuan itu memasangkan selang oksigen ke hidung, juga memberikan imun lewat suntikan.

"Istirahatlah. Jika ada apa-apa, cobalah kasih kode dari kamera di depan. Mengerti?"

Doyoung mengangguk pelan. Perempuan muda itu tersenyum kecil, sebelum keluar bersama rekannya dari kamar. Ketika di luar rumah, mereka langsung membuka jubah dan masker, membakar semuanya agar tidak menyebar virusnya.

"Bagaimana dengan Kim Doyoung?" Haru bertanya, melangkahkan kaki keluar dari rumahnya dengan langkah berat.

"Sudah membaik." Jawab perempuan muda itu. Dia memberikan Haru iPad yang menampilkan kondisi di dalam ruangan kamar Doyoung. "Anda bisa pantau dia dari sini. Jika dia memberi kode, silahkan panggil kami di waktu kapanpun."

[✓] THE DEVIL MAFIA (DE' ILARIO SEASON 1)Where stories live. Discover now