Locked up

2.3K 378 76
                                    

BRAK!
















"Kak Doyoung!!" Teriak Crana berlari masuk ke dalam kamar. Dia menghampiri ranjang, kemudian menggerakkan tangan kiri Doyoung dengan cepat. "Kak Doyoung bangun!!"

Lelaki Kim itu membuka matanya pelan-pelan. Matanya melirik Crana di bawah dengan mata menyipit.

"Ad-a apa?" Tanyan-nya masih ngeblank.

Melihat wajah Crana yang panik, Doyoung berusaha menegakan punggungnya, memperlihatkan dadanya yang bertelanjang.

Karena Crana masih kecil, dia mengabaikan keadaan Doyoung yang berantakan. "Kak! Di bawah ada orang jahat!" Adu Crana dengan mata memerah takut. "Kak.. Crana takut.."

Tangan Doyoung terulur mengusap rambut Crana dengan senyuman menenangkan. "Tunggu ya, Kakak ke bawah dulu."

"Jangan!!" Cegah Crana menggeleng panik. "T-tadi mereka t-teriak nama Kak Doyoung.." cicit anak perempuan itu dengan bahu gemetar. "Kakak jangan kebawah.. disini aja, temenin Crana pliss."

"Iya-iya," Doyoung menganggukan kepala. Dia menarik lengan Crana agar mendekat ke arahnya. "Kakak disini, temenin Crana dan Dobby."

Crana menangis pelan, ketakutan, dengan kepalanya yang di umpatnya di selipan lutut Doyoung. Kedua tangannya memeluk perut lelaki Kim itu, dengan erat.

"Kita.. bakal baik-baik aja kan?"

Doyoung mengangguk. "Kita bakal―"












BRAK!

***

Di kursi itu, Haru duduk dengan tali mengikat kedua tangannya di belakang kursi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di kursi itu, Haru duduk dengan tali mengikat kedua tangannya di belakang kursi. Kakinya mengalami luka tembak di bagian tibia-nya. Habis sebagian kakinya berlumur-kan darah, yang menandakan Haru mengalami pendarahan.

Sedangkan mayat Lucire di buang ke pembuangan mayat, yang memang khusus untuk korban dari wanita licik itu.

"Ha.. Sekarang kau tau siapa yang lebih unggul, Ilario?" Tanya wanita itu, dengan senyumannya yang terukir indah, namun terlihat meremehkan.

Haru tidak berkutik. Kepala pria itu terus merunduk dengan darah yang setetes terus turun dengan jarak waktu sedikit lama. Mukanya tidak menunjukan ekspresi menahan sakit, justru terlihat biasa saja sembari menatap pahanya yang robek bekas pisau.

"Ilario, kau sangat menjengkelkan." Ujar wanita itu sedikit berdecak. "Bagaimana bisa, pria seperti-mu menganggap diri sebagai Tuhan? Kau fikir, kau siapa?"

"Aku Haru," Haru membalas, mengangkat wajahnya, dengan mata hitam yang dalam sampai melahirkan delusi gelap. "Haru de' ilario."

Sempat terjadi keheningan, namun wanita itu hanya terkekeh yang lama-lama berubah menjadi tawaan jengkel.

[✓] THE DEVIL MAFIA (DE' ILARIO SEASON 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang