Nightmare

2.6K 414 47
                                    

Baru sehari di penginapan, mereka akan kembali ke rumah kediaman Ilario. Lucire mengkonfirmasi jika keadaan rumah sudah bersih serta tembok pembatas sudah lebih di tinggikan, and di bangun kaca besar di atas halaman depan rumah.

Saat ini, Haru dan Doyoung berada di satu mobil. Sedangkan El dan Crana di mobil lain.

Mata Haru terus melirik Doyoung yang menatap ke arah kaca, sejak masuk ke dalam mobil. Sebenarnya, pandangan kosong penuh fikiran itu sudah Haru lihat sejak pagi tadi di muka submissive-nya.

"Berhenti bersikap sok banyak pikiran." Decak Haru. Tangan besarnya menarik bahu kanan Doyoung agar bersender di jok, kemudian jarinya menolehkan wajah Doyoung menatapnya. "Mengoceh-lah, kau tidak cocok banyak diam."

Doyoung hanya memalingkan pandangan kemudian tangan kecilnya menyingkirkan tangan besar Haru. "Bibirku sariawan." Alibinya kembali melihat ke arah kaca mobil.

Haru mendengus, memang dia bodoh? Tentu tidak.

"Bodoh. Bisa-bisanya kau membohongi mafia." Haru terkekeh sinis. "Mau kau katakan atau aku sendiri yang cari tau?"

"Tidak ada apa-apa." Balas Doyoung jengah.

"Yasudah, kau memang keras kepala, Kim Doyoung." Jengkel Haru mengeluarkan handphonenya. Melihat salah satu kiriman Lucire, Haru segera melihat kiriman video itu membuat senyum Haru terbit.

Kepala Haru menoleh ke arah Doyoung kemudian terkekeh kecil. "Hei, yakin tidak ingin berbicara?" Tidak ada balasan membuat senyum Haru terbit. "Kalau begitu, ku biarkan saja mayat-mayat itu di depan rumah." Enteng Haru membuat Doyoung melotot kaget.

"Apa maksudmu mayat?"

Haru terkekeh kecil sembari mengendik bahu tidak perduli. "Just game, tidak usah di fikirkan."

"Game?" Ada kernyitan tidak suka di kening Doyoung ketika mengatakannya. "Apa maksudmu game? Jelas-jelas kau bilang mayat." Ujarnya sedikit emosi, justru membuat Haru tertawa.

"Buat apa ku beri tau? Pikirkan saja urusanmu, bodoh." Balas Haru dengan alis tertekuk jengkel. Dia kembali fokus ke iPadnya sambil tersenyum puas.

Lelaki Kim itu menatap dominannya tidak mengerti sebelum akhirnya menghembuskan nafas. "Aku cuma kepikiran mimpiku, only that.

"Mimpi apa?" Haru bertanya, tetap fokus ke iPadnya.

"Nightmare." Jawab Doyoung membuat Haru menoleh ke arahnya dengan wajah tertarik membuat Doyoung melanjutkan. "Di dalam mimpiku, aku di bully di berikan kata-kata menyakitkan, tinggal sendirian." Lelaki Kim itu mengembuskan nafas. "Tapi ada iblis yang masuk ke dalam hidupku, lalu membisiki kata-kata cantik tapi menjerumuskan ke dalam dosa."

Haru mengernyitkan keningnya tajam. "Mimpi buruk-mu itu memplagiat keadaan-mu saat ini?"

Doyoung berdecak jengkel. "Intinya aku hanya berfikir soal kemiripan nightmare dengan keadaanku saat ini." Jelas lelaki Kim itu final.

Pria Ilario itu hanya menganggukan kepala. Dia menaruh iPadnya, kemudian tangannya terulur, menarik bahu Doyoung agar masuk ke dalam rangkulannya.

"Nightmare-mu itu adalah keadaan-mu saat ini, Kim Doyoung. Ingat, kau ini korban bully di sekolah, kau juga tinggal sendirian, tanpa siapapun. Kemudian, datang aku, sebagai iblis yang mengajakmu ke neraka bersamaku." Senyum lebar tak berdosa-nya di terbitkan membuat Doyoung menatapnya aneh.

"Kenapa kau begitu ingin masuk ke neraka?"

"Tantu karena aku iblis." Haru tertawa. "Kau lupa? Aku ini Haru de' ilario, makhluk yang lahir dari api."

[✓] THE DEVIL MAFIA (DE' ILARIO SEASON 1)Where stories live. Discover now