32 Band Pertama Anne

6.4K 1.2K 75
                                    

Jangan lupa vote dan komen yang banyak yaa biar aku juga sering updatenyaaa ^^

*

Marianne bersama Septian di belakangnya mengikuti setiap arah yang dituju oleh Hwan. Ia tidak tahu penampilan apa yang akan mereka bawakan nanti tapi Anne sedikit cemas saat Hwan membawanya ke sebuah hotel bintang lima. Gedung tinggi itu mengintimidasinya seraya mengatakan bahwa penampilannya nanti bukan sekedar bernyanyi semata. Ada banyak mata yang akan menilainya.

Septian meyakinkan Anne sekali lagi bahwa ia memiliki kemampuan bernyanyi yang baik. Tentu saja Septian tidak berbohong saat ia bilang suara Anne itu sangat merdu. Hampir setiap hari ia bisa mendengar Anne bernyanyi berbagai macam lagu kebangsaan. Sering kali ia juga duduk di pinggir jendelanya sekadar melihat Anne yang berdendang gugur bunga sembari memijat sang papa. Kadang kala juga saat mereka ngumpul sering kali Septian memainkan gitar mengiringi Anne bernyanyi demi menghibur para tentara muda yang sering mampir ke rumah mereka.

Ketiganya naik menuju lantai sepuluh menggunakan lift dan di depan salah satu kamar seorang pria jangkung berjas hitam berdiri cemas di depan pintu kamar hotel.

"Do!" sapa Hwan pada pria tersebut.

Pria bernama Aldo itu berjalan cepat ke arah mereka bertiga. "Gimana? Sudah dapat gantinya?" tanya Aldo tergesa-gesa.

Hwan pun memperkenalkan Aldo kepada Anne dan Septian begitu pula sebaliknya. Aldo adalah pemain bass dari sebuah band. Anne sendiri belum pernah mendengar nama band yang Aldo kenalkan. Ternyata mereka terbilang masih baru. Terbentuk dari sesama anak tongkrongan yang kebetulan menjadi viral dan sekarang diundang untuk sebuah acara off air. Penampilan tersebut akan menjadi penampilan perdana mereka tapi siapa disangka di hari yang penting itu justru menjadi berantakan tak karuan.

Seorang wanita dengan jas menyuruh Aldo siap-siap karena acara akan segera dimulai. Anne mengenakan kostum tapi pakaian yang telah disiapkan justru kekecilan sedangkan dirinya hanya memiliki seragam putih abu-abu. Salah satu panitia acara memarahi Aldo dan memberi Anne sebuah lirikan kesal.

"Terus ini mau gimana? Acaranya tiga puluh menit lagi! Kamu harusnya mikir dong, Do! Kamu di sini itu dibayar bukan lagi main di tongkrongan. Mana tanggung jawabmu!?" teriak wanita itu membuat Aldo harus membungkuk beberapa kali meminta maaf.

Septian menarik tangan Anne menjauh, ia menyuruh gadis itu untuk duduk di depan meja rias. Hwan juga bisa melihat bagaimana murungnya wajah Anne. Pemuda itu menghubungi seseorang. Untuk pertama kalinya ia menurunkan egonya. Suara seorang wanita terdengar, tanpa menyapa Hwan menyuruh wanita di sambungan teleponnya untuk melakukan sesuatu.

Aldo bilang untuk tidak dimasukkan ke hati. Septian mengurai rambut Anne dan menguncir kuda merapikan jatuhan poni dengan pita merah muda yang tergelak bebas di atas meja rias. Ia bilang untuk Anne tidak merasa sedih. Dia akan menemani Anne untuk tampil mengenakan seragam sekolah. Apapun yang terjadi nanti, ia telah datang dengan Anne artinya sudah seharusnya Septian juga ikut memegang konsekuensinya bersama. Hwan hanya diam di kursi tunggu juga masih belum berganti ke jas hitam yang sudah disediakan. Ia memilih membersihkan stick drum sembari membayangkan beberapa ketukan dengan kakinya.

Tubuh Anne menegang saat pintu kamar hotel diketuk, takut jika wanita tadi muncul lagi. Hwan bangkit membukakan pintu. Seorang wanita muda dengan jaket dokter terlihat kelelahan dengan napas tersengal. Ia mengulurkan sebuah tas belanja kepada Hwan.

"Hwan, kata-"

Tanpa mengucapkan terima kasih, Hwan kembali menutup pintu kamar hotel. Anne sampai merasa tak enak untuk wanita tadi. Ia sendiri tidak tahu siapa wanita itu tapi yang jelas seingat Anne ia bukanlah mama tirinya Hwan.

ANNE The Sweet PotatoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang