1 Hari Pertama Sekolah

46.3K 3.8K 287
                                    

Hai! Selamat datang di cerita baru ini. Semoga kalian suka :)

Putih Abu-Abu by Blink

*

Marianne akan menyongsong hari ini dengan semangat baru. Hari ini dia telah resmi menjadi anak SMA. Ia bukan lagi anak kecil. Mama dan papanya tak akan bisa lagi memperlakukannya seperti anak ingusan. Anne harus bisa mandiri mulai dari sekarang juga!

Marianne atau sering dipanggil Anne adalah anak pertama dari pasangan Ibu Qia dan Bapak Aji. Selalu dimanja sedari berupa janin oleh sang papa. Sangking over protektifnya Aji pada Anne, rasanya gadis itu belum pernah tergores sedikit pun. Apapun yang diinginkan selalu dituruti oleh Aji.

Meskipun demikian perhatian berlebihan dari papanya membuat Anne hidup terlalu nyaman membuat badannya semakin melebar setiap saat. Sang mama, Qia, sering kali menegur suaminya untuk mengajak Anne berolahraga sampai mulutnya berbusa tapi anak dan papa itu tak pernah menggubris omelan yang Qia lemparkan.

Dengan badan yang lebar, tak ada yang berani mengolok-olok seorang cucu purnawirawan jendral berbintang empat itu. Tapi Anne bukanlah anak yang sombong, dia tergolong anak biasa saja tak ada x factor pada dirinya sehingga membuat Anne spesial selain berat badannya.

Sepatu hitam telah terpasang kini gadis itu berlari kecil ke arah seorang cowok yang menunggunya di atas motor.

Cowok itu adalah Septian Respati, anak dari Asmara dan Yusuf. Keduanya telah berteman sedari mereka bayi. Septian yang lebih tua satu tahun dari Anne sudah menganggap Anne adiknya sendiri. Anne pun sama, sudah menganggap Septian seperti kakaknya sendiri.

"Nggak usah lari, Ne!" tegur Septian.

"Pelan-pelan naiknya ... Allahu akbar!" Septian terkejut ketika motor yang ia naiki hampir oleng ke pinggir saat Anne naik ke atas jok motor.

Qia menepuk jidatnya. Kalau Anne seperti ini terus kapan bakal punya pacar? Pikir Qia. Aji hanya tersenyum masam melihat putri satu-satunya sudah menjadi siswi SMA sekarang. Ia sedih karena waktu telah berlalu secepat itu.

Qia dan Aji sekarang berdiri di halaman rumah mengantarkan Anne untuk berangkat sekolah.

"Berangkat dulu ya, Ma! Pa!" Anne melambaikan tangannya pada kedua orang tuanya yang masih berdiri di depan rumah.

Septian membunyikan klakson sekali untuk izin berangkat. Saat motor mulai melaju, Anne segera memegang seragam Septian dengan erat. Ia juga memeluk topi kerucutnya agar tak terbawa angin. Anne merasa malu saat beberapa pengendara lain memperhatikannya yang berkendara dengan atribut MOS-nya.

Mereka berdua sampai di sekolah cukup pagi. Walaupun jam tangannya masih menunjukkan pukul 6.15 tapi peserta serta panitia ospek sudah membanjiri gerbang sekolah.

Septian menurunkan Anne di depan gerbang karena ia harus bergegas menyiapkan upacara nanti. Oh iya, Septian adalah Ketua Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka). Bahkan sebentar lagi ia harus pergi karantina sebulan karena telah lolos menjadi anggota paskibraka nasional. Anne dan seluruh keluarga yang lain tentulah sangat bangga akan prestasi yang diraih oleh Septian.

Anne pergi mengantri di depan gerbang dengan yang lain untuk diperiksa kelengkapan atribut ospek. Setelahnya Anne dibuat kagum oleh banyaknya anak baru yang berseliweran di lapangan sekolah. Anne memang tidak sekolah di sekolah swasta dengan fasilitas kelas premium. Maskipun keluarganya mampu tapi sekolah negeri memiliki daya tarik tersendiri baginya.

ANNE The Sweet PotatoWhere stories live. Discover now