19 P3KH: Pertolongan Pertama Pada Kak Hwan

13K 2.9K 357
                                    

Sebenarnya mau upload minggu depan, tapi karena masih merasa bersalah aku upload saja sekarang tapi tetap dimohon untuk vote juga comment di bab sebelumnya yaa biar nggak jomplak banget bedanya hehe 

Happy reading everyone ^^

*

Ungu - Cinta Dalam Hati

"Lho ini kenapa? Ini siapa, Mas?" tanya Qia khawatir. Dibantunya Aji membopong seorang laki-laki yang terlihat sangat lemah bahkan untuk berjalan saja tertatih-tatih. Gana berlari melewati Anne yang masih terpaku di tempatnya. Sesaat kemudian anak itu muncul dengan beberapa handuk kering.

"Enggak tahu, tapi tadi Mas ketemu sedang duduk sendirian di depan pagar rumah."

"Astaga ... udah lemas gini anaknya, kamu juga mending keringin diri dulu deh, sudah bayah kuyup gitu. Biar ini aku yang urus."

Qia melepaskan jaket hitam yang melekat di tubuh Hwan. Digosoknya rambut anak itu dengan handuk kering. Hwan sepertinya benar-benar kelelahan, bahkan membuka matanya saja dia tak mampu. Qia meletakkan tangannya di dahi Hwan dan berdecak kaget. Ia menoleh ke belakang mendapati putrinya yang menatap bingung anak laki-laki di depannya.

"Kak Anne kenapa diam aja? Minta tolong ambilin thermometer, nak."

"Huh? Oh iya sebentar, Ma." Anne tersadar dari lamunannya, ia berlari menuju dapur mengambil thermometer dari kotak obat kemudian segera diberikannya pada sang mama.

Gadis itu masih tidak percaya bagaimana bisa Hwan bisa nyangkut di rumahnya setelah berhari-hari tidak bertemu, bahkan pertemuan terakhir mereka sangatlah tidak menyenangkan. Genta dan Gana yang penasaran, ikut duduk di dekat mamanya setelah berganti pakaian.

"Kakak, dia cowok yang waktu itu bukan sih?" tanya Gana penasaran. Anak itu samar-sama mengingat wajah Hwan, dia sedikit ingat wajah cowok es krim yang dimarahin kakaknya karena sudah menguntit mereka.

"Kamu kenal dia, Ne?" tanya Qia.

Anne mengangguk kemudian memberanikan diri mendekat, "Dia anak yang aku ceritain barusan, Ma. Namanya Hwan."

Gadis itu merasa kasihan melihat wajah pucat Hwan. Berdasarkan kesaksian papanya tadi, Hwan sedang duduk di depan pagar rumahnya, kira-kira apa yang ingin dia lakukan? Qia mengganti handuk yang sudah basah dengan handuk kering lainnya untuk membungkus tubuh anak laki-laki itu. Suara thermometer terdengar, Hwan terserang demam. Pakainnya harus segera diganti.

Aji menyusul ke ruang tamu untuk mengetahui kondisi anak yang ditemukannya. "Bagaimana, Qi?"

"Demam tinggi anaknya, Mas. Mending kamu bantu ganti bajumu dulu deh, kalau dibiarin bisa makin parah nanti. Wajahnya sudah pucat kayak gitu."

Anne segera bangkit menyusul mamanya membiarkan papanya juga si kembar untuk mengganti pakaian Hwan. Langkahnya masih gamang, dia tidak tahu harus melakukan apa. Siapa yang tidak bingung? Kemunculan Hwan di rumahnya sangatlah tidak terduga, apalagi dengan kondisi seperti itu. Melihat Anne yang berdiri melamun, Qia menyuruh anak gadisnya untuk menyediakan teh hangat sedangkan dirinya sibuk membuatkan bubur hangat untuk Hwan.

"Mama, dipanggil papa!"

Anne sedikit terkejut melihat kepala Genta yang tiba-tiba muncul dari counter dapur. Untung dia sedang tidak menuangkan air panas. Dasar bocah itu! Anne yang juga penasaran mengekor pada mamanya. Hwan sudah berganti pakian, cowok itu mengenakan kaos lengan pendek milik papanya yang terlihat kebesaran. Tubuhnya juga sudah diberi selimut. Aji masih duduk di samping Hwan sembari memegangi tangan anak itu.

ANNE The Sweet PotatoWhere stories live. Discover now