6 Kentang pun Bisa Nangis

15.4K 2.8K 240
                                    

Jangan lupa vote dan komennya qaqa-qaqaaaa :)))

*

Septian merasa kini Anne lebih diam dari biasanya. Sejak pulang dari bermain bersama teman-temannya kemarin sore Anne langsung masuk ke kamar tanpa gabung bersamanya yang sedang bermain dengan kembar. Septian kira mungkin Anne kelelahan tapi pagi ini juga dia masih diam seribu bahasa. Papa Anne sampai tanya kepada Septian apa yang menganggu Anne di sekolah. Septian berkata jujur memang Anne sering mendapatkan omongan buruk akhir-akhir ini tapi tidak pernah sampai dirundung. Aji dan Qia sangat khawatir pada Anne.

Hari ini pun masih sama, Anne hanya diam saat Septian menjemputnya untuk berangkat bersama. Di atas motor berkali-kali Septian mengajak Anne berbicara yang dibalas dengan sepatah dua kata. Septian mengalah, mungkin Anne sedang merasa lelah saja. Septian berhenti saat lampu lalu lintas menyala merah. Ia bersenandung di atas motornya untuk menghilangkan kesunyian jalan raya.

Sebuah motor besar juga berhenti di sampingnya. Di atasnya duduk sepasang cowok dan cewek dengan seragam sama dengan Septian dan Anne. Cewek tersebut membuka kaca helmnya. Ia adalah Layla, teman sekelas Septian. Keduanya bertukar sapa, juga Anne yang mengangguk saat cewek tersebut melihat ke arahnya. Anne langsung tahu siapa cowok yang membonceng Layla itu tanpa perlu cowok itu membuka kaca helm. Dilihat dari hand band nike yang tak pernah lepas dari pergelangan tangannya, Anne tahu itu adalah Hwan.

Lampu berubah menjadi kuning lalu berganti merah, sebelum Hwan menarik gas Layla sempat berteriak yang membuat Septian geram. "Septian ban belakang kamu sepertinya kempes, deh, kebesaran beban," candanya. Anne terdiam tak berkomentar, dia telah tersaikiti dua hari berturut-turut oleh banyak orang.

"Nggak usah kamu dengerin, Dek. Biar nanti kakak bicara dengan Layla." Anne tak bersuara membuat Septian kelimpungan. Sesampainya di sekolah, Anne langsung meninggalkan Septian begitu saja. Ia ingin menyusul adiknya itu untuk memberikan penjelasan tapi ada urusan lain yang harus Septian kerjakan. Mungkin nanti jam istirahat bisa bertemu pikirnya.

Sial bagi Anne, hari ini Raya tak berangkat ke sekolah lagi. Dua hari Raya sakit dan bangku kosong Raya harus diisi oleh Hanum. Anne hanya meringis tak nyaman saat Hanum mengajaknya berbincang. Anne bukan tipikal orang yang melabrak orang lain. Dia benci keributan. Kalau bisa Anne akan menyingkir diam-diam menjauhi mereka tanpa mereka sadari. Ia tahu diri bahwa jika membuat keributan tak akan ada yang berada di pihaknya. Semua orang pastilah akan membela Hanum.

Dalam ketidaknyamannya Anne hanya bisa mengiyakan semua perkataan Hanum. Anne akan muntah saat Hanum membicarakan tren body positivity pada Anne. Jika saja Anne tak mendengarkan percakapan mereka kemarin pastilah Anne mengira bahwa Hanum benar-benar peduli padanya. 

"Big size model memang lagi marak sekarang. Banyak perempuan-perempuan berpengaruh yang memiliki berat bada berlebih jadi kamu enggak usah minder, Ne. Meghan Trainor sampai Adele pun mereka bangga akan tubuh mereka. Begitu pula aku, aku bakal dukung kamu terus jadi jangan dengarkan kata-kata orang di luar sana."

Hati gadis itu rasanya teriris-iris membayangkan bahwa Hanum sedang mengejeknya secara tidak langsung. Diremasnya bolpen di bawah meja tulis sebagai penyalur kemarahannya. Anne baru bisa bernapas lega saat guru memasuki kelas. Setidaknya Hanum akan diam selama pelajaran.

Jam istirahat datang, Anne langsung berlari menuju UKS dengan bekal di tangannya. Ia tidak ingin makan di kelas, di kantin atau di mana pun. Septian yang berniat bertemu dengan Anne tak menemukan gadis itu di kelasnya.

"Kak Septian cari Anne?" tanya Hanum yang baru saja ingin beranjak menuju kantin.

"Iya, kamu lihat?"

ANNE The Sweet PotatoWhere stories live. Discover now