11 Kelas Olahraga

14.5K 2.6K 159
                                    

Killing Me by iKON

Anak kelas X IPA 3 sudah siap untuk kelas olahraga pagi. Seperti biasan, Anne dan Raya selalu memilih barisan pojok paling belakang jika sudah waktunya kelas olahraga. Pak Agus selaku guru olahraga sudah siap dengan papan alas serta peluit yang tergantung di lehernya. Jika kalian membayangkan Pak Agus adalah jenis guru atletis dengan tubuh maha sempurna ala guru olahraga luar negeri kalian salah besar. Yang ada Pak Agus itu sebelas dua belas dengan Anne, kelebihan berat badan. Aneh bukan? Memang begitu realitanya. 

Pak Agus sudah duduk di bangku yang berada di pinggir lapangan. Dengan kopi di sampingnya ia mengabsen siswanya satu per satu. Seperti biasa, Anne dan kawan-kawan akan melakukan pemanasan seadanya sesuai instruksi peluit Pak Agus. Anne yang sudah diajarkan papanya postur dalam pemanasan yang tepat membantu Raya yang melakukannya dengan malas-malasan.

"Kamu harus tarik lengannya dengan benar kalau enggak nanti bisa kram kalau dibuat olahraga berat." Raya tersenyum kecil mengikuti gerakan Anne. Sesekali Anne beranjak dari posisinya untuk membetulkan postur tubuh Raya.

"Meskipun kamu nggak boleh capek tapi pemanasan yang benar juga tetap dibutuhkan," ujar Anne sembari menarik lengan Raya perlahan.

"Terima kasih, Anne." 

PRITT!!!

Pak Agus memberikan sempritan peringatan untuk Anne dan Raya yang berbicara sendiri di belakang. Telunjuknya memberi gestur agar Anne untuk Maju. "Saya, Pak?" Anne yang merasa tak melakukan apa-apa menunjuk dirinya bingung.

"Iya, siapa lagi yang dari tadi ngobrol sendiri?" tanya Pak Agus santai sambil tertawa. Teman-temannya yang memperhatikan Anne dengan tertarik. Pak Agus menarik bahu Anne dan memosisikan anak itu di depan barisan teman kelasnya. Ia kembali duduk di bangkunya dan menyuruh mereka melakukan pemanasan.

"Saya kenapa di depan sini, ya, Pak?"

"Kamu pimpin teman-temanmu pemanasan dengan baik."

"Eh, saya, Pak?"

Pak Agus tak banyak berbicara ia kembali meniup peluitnya. Meskipun Anne tidak tahu alasan Pak Agus memilihnya untuk memipin pemanasan tapi ia sangat senang. Boleh nggak sih Anne berbesar kepala menyimpulkan sendiri kalau dia dipilih karena melakukannya dengan benar? Apapun alasan Pak Agus tapi Anne merasa bangga sekarang.

Seorang guru olahraga perempuan yang Anne kenal sebagai guru olahraga anak kelas dua belas menghampiri Pak Agus. Dari posisi Anne di depan ia bisa mendengar perbincangan singkat antara Bu Sarah dan Pak Agus. Intinya, beliau tidak mengisi kelasnya hari ini karena ada keperluan di dinas dan meminta Pak Agus untuk mengambil alih kelasnya untuk sementara.

Pak Agus menghentikan pemanasan mereka dan menyuruh Anne kembali ke barisannya. Bu Sarah kembali dengan tiga puluh siswa di belakangnya. Anne langsung tahu kelas siapa yang dititipkan oleh Bu Sarah saat melihat Septian yang berjalan di depan tersenyum ke arahnya. 

Bukannya jadwal olahraga kelas Kak Asep setiap hari rabu kenapa dipindahkan ke hari selasa ini? Anne bertanya-tanya. Seperti anak teladan lainnya Septian langsung berdiri paling depan tak sepertinya yang memilih berbaris di pojok belakang. Anne tersenyum melihat punggung kakaknya dari belakang. Eh tunggu dulu, kalau yang bergabung adalah kelas Kak Asep berarti ....

Anne menoleh ke kanan. Tepat di sampingnya Hwan berdiri dengan posisi istirahat di tempat kedua tangannya terpaut di belakang tubuh tak menggubris tatapan aneh dari adik-adik kelasnya. Semua siswa kelas X IPA 3 melihat Hwan dari atas hingga bawah tak terkecuali Anne yang berada di sampingnya. Bukan apa-apa, hanya saja laki-laki itu salah kostum! Di saat yang lainnya mengenakan seragam olahraga hanya dia seorang yang masih mengenakan seragam putih abu-abu!

ANNE The Sweet PotatoNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ