12 Permintaan Maaf Pangeran Es

15.4K 2.6K 157
                                    

Jangan lupa vote dan komen say

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan lupa vote dan komen say

###

"ANNE AWAS!!!"

Septian berlari kencang menutupi tubuh Anne yang berdiri mematung. Tendangan keras mengenai punggung Septian hingga berdebum kemudian memantul mengenai kepala Anne. Seperti tidak merasakan kesakitan Septian segera merangsek ke arah Anne yang terjungkal ke belakang. Gadis itu meringis menahan sakit juga malu. Satu lapangan menatapnya penasaran. Ada yang ingin tertawa tapi juga kasihan. Pastilah sakit sekali.

"Eng ... jidatku sakit banget, kak." 

Septian menyibakkan poni Anne, wajahnya mengernyit saat tahu jidat adiknya itu terdapat bekas merah. Pasti sebentar lagi akan benjol besar. Dikalungkannya salah satu tangan Anne pada pundaknya, Septian yang dibantu oleh Raya membopong Anne menuju UKS. Beberapa teman kelas Anne sempat mengerumuni gadis itu untuk menanyakan kondisinya tapi Septian segera mengusir mereka. 

Hwan sebagai pelaku penendang bola keras tadi hanya diam memperhatikan tiga orang itu berjalan menjauh. Saat bola ditendang kembali ke dalam menandakan permainan berlanjut. Hwan masih berdiri di tempat ketika bola mengenai kakinya. Tak menggubris timnya yang meminta untuk dioperkan bola, Hwan justru menendang bola ke lain arah hingga kembali out. Dengan santai Hwan berlalu meninggalkan lapangan dengan dua tangan dimasukkan ke dalam saku, tak memperdulikan sumpah serapah yang timnya hujani padanya.

Di UKS, Bu Rini sampai tak habis pikir, lagi-lagi yang muncul adalah Anne dan Septian. Raya sendiri tak bisa menemani Anne lebih lama karena harus dipanggil oleh Pak Alief. Septian menepis tangan Anne yang ingin mengompres sendiri dahinya. Bu Rini pun menyediakan air putih serta kotak P3K jika Anne ataupun Septian membutuhkan.

"Aku bisa kompres sendiri, Kak!"

"Ck, diam aja sih," tolak Septian cepat.

Jantung Anne tiba-tiba berpacu lebih cepat saat Septian mendekat melihat dahi Anne lebih dekat. Anne bahkan sampai harus memundurkan badannya karena dirasa mereka terlalu dekat. 

"Kak Asep tadi juga kena bola, kan? Mending kakak juga masang koyok atau apa gitu di punggungnya."

"Masalah gampang itu. Yang penting ini dikempesin dulu jangan sampe benjol. Bisa dimutilasi sama Tante Qia nanti kakak kalau tahu kamu kayak gini."

Anne tertawa kecil membuat Septian ikut tersenyum menghilangkan kerutan yang sedari tadi bertengger di wajahnya. "Heran deh sama kamu, Dek. Ada aja kelakuanmu yang bikin kakak khawatir. Nanti gimana ceritanya kalau kakak pergi?"

Oh iya, Anne baru teringat kalau minggu depan adalah hari keberangkatan Septian untuk dikarantina sebulan karena kakaknya itu telah lolos menjadi anggota Paskibraka Nasional. Selama ini Septian selalu berada di sisinya. Kakaknya itu selalu muncul ketika Anne berada dalam masalah di sekolah. Apa dia bolos saja sebulan? Bisa nggak ya Anne bertahan hidup sebulan ke depan?

ANNE The Sweet PotatoWhere stories live. Discover now