3 Kekhawatiran Keluarga

18.8K 2.9K 244
                                    

Cinta Semu by Tofu


Anne terbangun dari rebahannya. Matanya mengerjap guna menyesuaikan cahaya yang masuk pada retina. Anne  melihat sekeliling tempat asing tersebut. Sempat kepikiran takut bahwa dirinya sedang diculik membuat Anne bangun seketika. Gerakannya berubah pelan saat tempat tidur yang ia tempati berderit akibat beban berat badannya. 

"Marianne sudah bangun?" tanya seorang wanita berjas putih.

Gadis itu baru teringat kejadian tadi pagi dimana ia memaksakan diri untuk bermain basket hingga pingsan. Pasti dia sekarang sedang berada UKS.

Astaga, Ne .... sok-sok an main basket dah, jalan se-uprit aja udah setengah mampus apa nggak ko-id kalau main basket? Anne memukul kepalanya menyesal. Bagaimana ia bisa melewati masa-masa SMA-nya nanti? Di hari kedua saja ia sudah membuat drama besar. Wajahnya memerah menahan malu membayangkan satu sekolah mengenal wajahnya sebagai seorang gajah yang ambruk. Ia akan menjadi bahan olok-olokan satu sekolah. Memikirkan itu membuat Anne ingin menangis.

"Bu Rini, Marianne sudah bangun?" tanya seseorang.

"Sudah, itu anaknya masih duduk-duduk."

Unit Kesehatan Sekolah tersebut terdiri dari tiga ranjang kecil berjejer yang saling terpisahkan oleh kelambu berwarna merah muda. Anne sendiri berada di ranjang paling pojok ruangan. Septian mengambil sebuah kursi dan duduk di samping ranjang yang ditempati Anne. Ekspresi wajahnya mengatakan bahwa Anne sedang berada dalam masalah besar.

"Ini dimakan dulu." Diletakkannya sebuah kotak bekal milik Anne bergambar kartun Dumbo si gajah terbang.

"Kak Asep dapat dari mana kotak bekalku?"

"Kakak ambil dari tasmu. Makan dulu baru ngomong, nanti pingsan lagi ...."

Bu Rini, si penjaga UKS memberikan Anne teh hangat untuk diminum. Sembari menuggu Anne yang sedang makan, Septian memeriksa buku tugas MOS punya Anne. Alisnya berkerut tak suka melihat gambar di bagian tanda-tangan Hwan. Sebuah gambar kentang yang mencoba melempar bola. Anne juga melihat gambar itu membuat hatinya sakit. Septian segera merobek bagian Hwan dan dikantonginya untuk dibuang nanti.

 Septian segera merobek bagian Hwan dan dikantonginya untuk dibuang nanti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kakak peringatkan jangan lagi berurusan sama Hwan, si Ketua Futsal itu."

"Iyalah, ngapain juga aku cari drama sama orang nggak berperikemanusiaan itu," jawab Anne realistis dengan nada sinis sembari memasukkan sosis goreng ke dalam mulutnya. 

"Kamu juga kenapa nekat sih, Ne?" Anne meletakkan bekal makannya sambil bersedekap, gerakan kecil yang dibuat gadis itu kembali membuat ranjang UKS berderit. Septian menegakkan tubuh takut-takut ranjang tersebut ambruk, "Jangan banyak gerak, makan aja yang anteng ... kalau sampai ranjangnya roboh bisa bahaya, kakak enggak punya uang buat ganti rugi." 

Anne yang masih kesal tak menggubris perkataan Septian, ekspresi tersungutnya sungguh lucu membuat Septian hampir lupa akan kekesalannya tadi, "Aku tuh kesel banget tahu, Kak! Masa aku dibilang kentang! Aku tahu kok kalau aku gendut! Aku juga nggak cantik! Aku jelek! Aku tuh paham banget! Dari aku kecil sampe sekarang aku sering dilihat sebelah mata gara-gara aku tuh nggak cantik tapi rasanya tadi waktu aku diolok-olok di depan ratusan mata aku sakit hati banget, kak! Aku malu ...." Nada berapi-api Anne menurun, "Aku merasa hina banget, Kak," bisiknya lemah.

ANNE The Sweet PotatoWhere stories live. Discover now