Chapter 1

1.5K 153 9
                                    

Pada saat jam makan siang, sebagian karyawan menikmati makan siang di kantin bawah yang harganya ekonomis. Berbeda dengan Krist yang lebih memilih membawa bekal sendiri. Krist pernah sekali mencicipi makanan di kantinnya namun dia tidak lagi makan di sana karena harganya tidak lebih murah dari bawa bekal sendiri.

Krist menyantap makan siang bersama teman-teman barunya di meja masing-masing. Dikarenakan terhalang bilik, kedua temannya menarik kursi agar dapat mengobrol dengan Krist.

"Eh udah denger gosip belum?" Prem membuka obrolan.

"Gosip apaan? Tentang Pak Singto ya?" sahut Knot.

"Iya. Masa katanya, semalem Pak Singtar enainu di kantor. Gila ga tuh? Berani bangat kan?"

"Ah tapi Pak Singto ganteng. Orang ganteng mah bebas. Mau enainu kek, mau jungkir balik kek, kayang kek. Siapa sih yang nggak mau dicumbu bujang paling dikejar di perusahaan ini? Singto Prachaya Ruangroj gitu loh!" Kata Knot berkomentar.

Krist yang menyimak langsung keselek nasi yang sedang dia kunyah. Suara batuknya membuat Prem spontan menyodorkan botol minum Krist yang ada di atas meja.

"Makan tuh pelan-pelan, Krist. Jangan cepet-cepet kaya dikejar-kejar setan aja" ujar Knot.
Krist langsung menyeruput air minumnya itu sebelum nyengir kuda.

"Hehehe abisnya gue laper"

Kenyataannya Krist melihat Singto nonton video porno, bukan melakukannya. Dan sekarang pikirannya masih saja memikirkan kata-kata Singto. Krist, mau mendengar lelaki itu mendesah katanya? Singto pikir Krist lelaki apaan?! Tapi boleh juga sih, secara suaranya pasti seksi-seksi berat gimana gitu. Eh, engga, engga. Krist ga boleh terbujuk rayuan setan.

"Krist Perawat?" 

Krist yang tengah bergerumul dengan pikirannya sendiri langsung menoleh ke asal suara. Begitu juga dengan Prem dan Knot.

"Iya, bu May?"

"Pak Singto manggil kamu ke ruangannya."

Prem dan Knot ikutan kebingungan dan bertanya-tanya sambil saling tatap-tatapan. Sedangkan, Krist hanya bisa pasrah.

"Tunggu ya, gue ke ruangan Pak Singto bentar." 

Krist bangun dari tempat duduknya dengan jantung dag dig dug ser. Dengan langkah 3L, lemah, letih dan lesu, Krist akhirnya sampai di depan ruangan yang dia datangi semalam. Dia yakin akan menghadapi bencana besar setelah kejadian semalam. Sambil berdoa dalam hati, ia mengetuk pintu. Setelah dipersilahkan, barulah Krist masuk. Krist menunduk takut. 

"Ya, Tuhan... lindungi aku dari iblis terkutut itu. Nah itu iblisnya lagi duduk" gumam Krist sepelan mungkin agar Singto tidak mendengar.

"Kenapa kamu komat-kamit?" 

Krist langsung tersentak kaget. Kepalanya menggeleng cepat saat melihat Singto duduk santai di kursi kerjanya.

"Saya rasa semalam, urusan kita belum selesai" kata Singto sambil menatap Krist.

"Semalem? Ada apa ya, Pak?"

"Apa perlu saya perjelas?"

"Saya ga ngerti Pak, kayanya ada kesalahpahaman di sini" 

Krist pura-pura jadi lemot supaya Singto tidak membahas masalah semalam.

"Semalem ada manusia bernama Krist nguping di depan ruangan saya. Dia bilang denger saya mendesah dan kabur gitu aja"

"Krist Stewart, Pak? Pemain Twilight itu?"

"Itu Kristen Stewart" 

Krist nyengir.Sekelibat seringai Singto semalam muncul begitu saja. Disamping itu, dia membayangkan wajah kaku Singto menonotn video porno sambil cengar cengir. Astaga... kayanya Krist butuh obat agar gilanya tidak kambuh sekarang.

The Devil's Secrets [Tamat]Where stories live. Discover now