Chapter 10

815 101 27
                                    

Krist belum sempat bertanya karena Off sudah melenggang pergi. Ada raut wajah yang sulit Krist artikan tetapi dia yakin Off marah. Krist pikir satu-satunya orang yang tidak mengajak pasangannya adalah Off, ternyata oh ternyata istrinya mantan gebetan Singto. Pantas sejak mereka datang, Singto tidak menyalami Off seperti yang lain. Jadi ini alasan Singto menganggap Off tidak ada. Dengan cepat Krist ikut pergi dari sana.

Beberapa menit setelah Krist duduk, tidak lama kemudian Singto datang bersama Namtan. Pura-pura tidak melihat, Krist melahap buah yang disediakan di atas meja.

"Loh, ada Namtan ternyata. Gue pikir belum balik dari Costa Rica," seru Bright.

"Kok bisa muncul bareng Singto? Tadi kenapa datengnya nggak bareng." Tay mengerang sakit sesaat Earth menginjak kakinya dari bawah meja.

"Gue nggak sengaja ketemu Singto pas keluar kamar mandi. Tadi berangkatnya nggak bareng Off karena gue masih ada urusan jadi nyusul ke sini." Namtan menarik senyum manis.

Krist melirik Nantan dari ekor matanya. Wajah Namtan terasa tidak asing, dan akhirnya Krist tahu di mana dia pernah melihat wajah cantik itu. Pemenang Miss Thailand enam tahun lalu, Namtan Tipnaree Weerawatnodom si cantik yang berhasil mengharumkan nama neganya menjadi Miss World pada tahun yang sama, pemenang Beauty with a Purpose, dan masih banyak penghargaan lainnya. Kalau diamati dari ujung rambut sampai ujung jempol, Krist cuma dakinya Namtan. Namtan jelas lebih unggul dari segala hal.

"Off lo bukannya bilang Namtan bakal dateng. Kalo tau dateng kan kita tungguin makan," sela Pond.

"Gue nggak tau dia mau nyusul. Kayaknya yang tau Singto," balas Off santai sembari meneguk air putihnya.
Suasana mendadak hening. Mereka semua melempar tatap seolah meminta siapapun yang ada di sana untuk mendinginkan suasana panas yang mungkin bisa menjadi penyebab terjadinya perang dunia ketiga.

Jane Ramida Ruanroj, adik perempuan Pond langsung berinisiatif menepuk kursi di sebelahnya yang memang kursi kosong yang disisakan Off untuk istrinya.

"Eh, duduk sini, Nam. Off udah sisain tempatnya untuk lo."

"Ini bukan untuk Namtan. Ini buat Krist. Kenapa nggak duduk di sini aja, Krist? Biar Namtan duduk di samping Singto," sahut Off.
Cara bicaranya terdengar santai, namun ada sindiran halus yang tersirat. Krist mengamati setiap gelagat semua sepupu Singto yang tampak bingung harus berbuat apa. Situasi tambah canggung dan panas.

"Lo mah bercanda aja. Udah sana Namtan duduk di samping Off," sahut Alice, adik perempuan Bright dan Tay. Nantan segera duduk di sebelah Off, lalu melirik tajam suaminya. Sementara itu, Singto duduk di samping Krist tanpa melihat ke arah Nantan ataupun Off.

"Anyway, kita jadi kan nih liburan sekeluarga?" Jane mencoba mencairkan suasana.

"Kalo Krist ikut, gue ikut. Ada Krist pasti suasananya lebih cerah," sahut Off sambil melempar senyum pada Krist. Singto menahan lengan Krist dari bawah meja-memberi isyarat pada Krist agar tidak menjawab apalagi melempar senyum balik pada Off.

Off, Bright, Earth, dan Pond main tendang-tendangan kaki dari bawah meja. Untungnya mereka berempat duduk berhadap-hadapan jadi tidaklah sulit memberi kode dari tendangan kecil. Gerakan mata mereka seolah menandakan kebuntuan yang tidak boleh berlanjut kalau suasana masih tetap memanas.
Dan untungnya mereka terselamatkan dengan kedatangan pelayan yang menyediakan dessert. Baru juga mengembuskan napas lega, tiba-tiba ada kalimat mencengangkan yang keluar dari mulut Off.

"Gue mau cerai sama Namtan."

"Kamu apa-apaan sih?" Nantan menegur dengan nada meninggi.

"Kenapa? Bukannya kamu mau kita cerai supaya bisa kembali sama mantan gebetan kamu?" balas Off dengan senyum miring.

The Devil's Secrets [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang