Chapter 16

772 100 19
                                    

Pagi-pagi sekali Krist menunggu hasil dari pemeriksaan dokter Yoan, dokter pribadi Singto. Dia bisa gila mendengar Singto yang memaksanya memeriksakan diri ke dokter hanya karena Krist mual dan muntah semalam. Singto yang sengaja meminta dokter pribadinya, Yoan untuk datang ke rumahnya dan memeriksa Krist, sebelum mereka berangkat ke makam keluarga Krist. Katanya untuk memastikan apakah ini hasil dari ehem-ehem mereka, atau bukan begitulah canda Singto. Begitu melihat Yoan selesai memeriksa Krist, Singto langsung menghampirinya namun Krist hanya diam seribu bahasa.

"Krist, gimana hasilnya?" teriak Singto dengan nada khawatir.

Krist diam tak menjawab.

"Kamu nggak kenapa-kenapa kan? Saya penasaran," tanya Singto lagi.

Tetap tak ada jawaban.

"Yoan, ini Krist kenapa jadi diem aja sih? Dia ke..." Singto menggantung kalimatnya yang langsung disela oleh Krist.

"Saya hamil, Pak."

"Serius? Kamu becanda aja nih."

"Serius, Pak."

Krist melirik Singto dengan tatapan mengejek.

"Serius kalo saya perempuan, saya bisa jadi hamil."

Baru saja Singto hendak membalas candaan Krist, namun Yoan menyela mereka.

"Krist ga kenapa-kenapa. Dia cuma punya GERD jadi kalau asam lambungnya naik dia gampang mual dan muntah"

Lalu tak lama kemudian dokter Yoan pamit pulang setelah memberikan beberapa vitamin dan obat untuk Krist. Sepeninggal dokter Yoan, Krist kembali menggoda Singto dengan berbagai pertanyaan.

"Emangnya udah siap punya anak, Pak?"

Singto mengangguk.

"Umur saya udah tiga puluh tahun. Saya nggak mau nanti anak saya masih balita sementara saya udah tua banget. Off aja udah punya anak banyak."

"Tapi kan sepupu Bapak yang lain belum punya anak."

"Kata siapa? Earth udah punya suami dan anak, hasil dari surrogate mother, Bright pacarnya asli bule dan mereka udah punya dua anak. Pond juga pacaran sama bule dan punya satu anak. Mereka berdua tinggal di Manhattan. Main ke sini sebulan sekali," jelas Singto.

Mengingat kedua sepupunya itu tidak pernah pacaran sama warga lokal, keduanya memilih menetap di Manhattan. Mereka mengikuti gaya barat yang tinggal bareng, punya anak, lalu urusan menikah tergantung kebersediaan pribadi masing-masing. Krist terperanjat.

"Hah?? Serius, Pak? Saya baru tau. Berarti Pond sama Bright nggak nikah? Cuma tinggal bareng dan punya anak? Kumpul kebo dong, Pak?"

"Tahun ini Pond mau nikah. Tahun depan Bright nyusul."

Krist mengetahui rahasia lain keluarga Ruangroj. Ya ampun. kenapa banyak banget rahasia yang ditutupin? Memangnya mereka artis apa pakai acara sok-sok tertutup?!

"Terus Bapak kapan nyusul? Tahun ini atau tahun depan?" Krist kedip-kedip manja. Singto menarik tangan Krist sampai terhempas pada tubuhnya. Tangan kokohnya mengunci tubuh Krist dalam pelukan di pinggang.

"Besok. Kita nikah besok," ucapnya dengan senyum miring.

"Maap nih, ini bukan kayak buang boxer bolong terus beli baru. Ini nikah sekali seumur hidup, Pak Singto. Ya Tuhan. apa perlu saya googling makna 'sekali seumur hidup'?"

Singto mengecup bibir Krist sekilas. Ada gerakan protes dari mata pacarnya.

"Saya tau artinya. Karena saya yakin sama kamu, makanya saya ngajak nikah secepatnya. Kamu nggak perlu khawatir soal apa pun karena keluarga saya pasti urus semuanya."

The Devil's Secrets [Tamat]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin