Chapter 5

1K 112 5
                                    

Hari minggu seharusnya adalah jadwalnya Krist istirahat ganteng. Tapi karena Singto, raganya harus dipinjam dulu dari jam tujuh malam sekarang sampai nanti pukul sembilan. Seperti yang dikatakan Singto, hari ini akan bertemu neneknya.

Katanya sih acara ulang tahun, tapi meriahnya ampun-ampunan. Memang dasar orang kaya, bebas mau merayakan ulang tahun di mana aja. Seperti halnya tempat yang Krist datangi sekarang, rumah mewah yang besarnya udah kaya stadion bola.

Supaya kelihatan elegan, Krist mengenakan Simple suit berwarna coklat pastel pilihan Singto. Memakai simple suit ini seperti kembarannya Singto. Ya, jelas orang warna dan bahannya sama aja, mereka jadi kaya lagi pake suit couplean.

Setibanya lima belas menit yang lalu, Krist dikenalkan dengan semua sepupu Singto yang banyaknya melebihi satpam mall. Tangannya sampai pegal. Dia tidak tahu Singto punya keluarga besar. Krist pikir keluarga Ruangroj hanya berisi enam serangkai paling beken yang sering dibicarakan semua orang yakni, Singto, Off, Tay, Bright, Earth, dan Pond. Enam nama unik yang mewakili keturunan laki-laki keluarga Ruangroj.

"Pak, sepupu perempuannya ada berapa sih? Kayaknya saya lihat banyak banget. Mana cantik-cantik mirip bidadari. Saya kan minder," tanya Krist berbisik.

"Ini banyak karena digabung sama keluarga Mama. Sepupu perempuan saya dari pihak Papa cuma ada ada dua. Mereka belum kelihatan," balas Singto ikut berbisik.

"Tay Tawan belum dateng, Pak?" Singto melirik Krist dari ekor matanya.

"Kamu kenal Tay?"

"Kenal, Pak. Kenal boleh lihat dari televisi. Dia kan ikutan ajang pencarian jodoh, jadi saya tonton terus acaranya cuma kepingin lihat Tay Tawan," ucap Krist. Membayangkan betapa memesona sosok Tay Tawan, dia mesam-mesem sampai membuat Singto melirik aneh.

"Kamu bayangin yang jorok-jorok ya soal Tay? Dia udah punya calon suami."
Sosok yang dibicarakan mereka muncul sambil menepuk pundak keduanya.

"Kayaknya ada yang nyebut-nyebut nama pangeran?" Singto menyingkirkan tangan Tay dari pundak Krist.

"Gue pikir lo udah di neraka. Ternyata masih di bumi."

"Ya lontong, Singto jahat sama aku. Parah banget nih kodok," kata Tay pura-pura melas dan teraniaya versi bocah-bocah tertindas.
Singto menepuk pundak Tay cukup keras.

"Nah, ini sepupu saya yang paling aneh yang kamu tanyain tadi, Krist. Kenalan gih, tapi jangan jabatan tangan nanti ketularan nggak waras." Tay tertawa cukup keras sampai tawanya mampu mengagetkan beberapa orang di dekat mereka.

"Hahaha.. masih mending gila daripada datar kayak jalan tol. Iya nggak, Krist?" Melihat Krist mengangguk, Tay melanjutkan, "Tuh, Krist aja setuju." Singto benar mengenalkan Krist dengan Tay karena dua manusia itu kelihatan 'nyambung' dari segi kegilaan. Tapi dia salah juga karena Tay punya mulut paling ember sejagat raya. Bisa-bisa belum sampai dia mengenalkan ke sepupu dari pihak ayahnya, nama Krist sudah tersebar lebih dulu.

Tay beberapa kali mengelurkan candaanya, yang kemudian ditimpali oleh tawa Krist. Singto cuma bisa geleng-geleng kepala. Keduanya memang klop saking gilanya. Kegilaan ini bertambah ketika ada sapaan lain terdengar.

"Tay, selingkuhan baru nih? Ganteng amat." Pertanyaan itu keluar dari mulut Earth, sepupu Singto yang lain. Tay menepuk pundak Singto.

"Bukan, ini gebetan barunya Singto. Namanya Krist. Kalo gue punya pacar seganteng ini sih, nggak gue biarin ketemu sepupu kita. Bisa diembat," ucap Tay.

"Gebetan yang ke berapa nih? Singto ngoleksi gebetan mulu, nggak pernah diseriusin." Earth terkekeh kecil saat Singto memelototinya, lalu dia melihat Krist dengan senyum lebar.

The Devil's Secrets [Tamat]Where stories live. Discover now