14. Jinx

10.3K 1.1K 35
                                    

Orang bilang, hati-hati dengan perkataanmu. Jangan suka asal bicara tanpa berpikir. Takutnya nanti jadi kenyataan.

Masalahnya, Kirana tidak peduli. Jika ia melihat ada hal-hal aneh di sekitarnya, maka wanita itu akan mulai bicara. Tepatnya berkomentar yang tidak jarang jatuhnya julid.

"Komen aja lo, udah kayak netizen +62 yang sering nggak sopan." Kenzo berkomentar julid juga menanggapi Kirana.

Dua orang yang mengaku sebagai teman itu duduk di sebuah restoran cepat saji. Ini permintaan dari Kirana. Katanya sih ingin makan sembarangan hari ini.

"Ya habis rempong banget. Gue sih males ya direpotin anak kecil gitu," ujar Kirana.

Beberapa saat lalu, Kirana dan Kenzo melihat sepasang suami istri muda yang kerepotan karena anaknya rewel. Menangis kencang sampai Kirana terganggu akan tangisannya.

"Namanya anak kecil. Masih balita. Lo waktu seumur gitu juga pasti ngerepotin," cibir Kenzo.

Kirana mencebik. Kesal karena aksinya untuk mendumal dan menegur pasangan itu dicegah oleh temannya.

"Pokoknya gue nggak mau ngerasain repot kayak gitu."

"Jangan gitu. Besok tiba-tiba lo bangun tidur jadi ibu seorang anak gimana?"

"Ya nggak mungkinlah tiba-tiba gitu."

"Siapa yang tau, Tuhan menjalankan alam semesta ini dengan penuh misteri."

Kenzo mendapat satu toyoran dari Kirana. Lelaki itu hanya meringis dan membalas dengan menoyor pelan kepala temannya.

"KDP lo," ucap wanita itu.

"Apaan tuh?" Kenzo mengerutkan kening.

"Kekerasan Dalam Pertemanan." Kemudian Kirana tertawa terbahak.

Dan perkataan Kenzo tiba-tiba menjadi nyata. Esoknya Kirana kecelakaan lift, lalu terbangun dari tidur cukup panjang sebagai orang lain yang kebetulan seorang ibu.

Kirana menjalani harinya dengan frustasi sebab harus mengurus rumah, anak, suami, juga permasalahan di dalamnya.

Jika mengingat percakapan terakhirnya dengan Kenzo, Kirana hanya bisa menghela napas.

"Sakti juga si Kenzo," komentar wanita itu.

Ini Senin pagi. Bahkan sebelum matahari menampakkan sinarnya, Kirana sudah kerepotan.

Javas demam. Suhu tubuhnya sangat tinggi. Bocah itu sampai menangis karena merasa tidak nyaman.

"Mama..." rengek bocah itu.

Kirana bingung. Ia sudah mencari cara mengatasi anak demam di internet, tapi semuanya tidak berhasil membuat Javas berhenti rewel.

Kalau sudah begini, akan lebih baik jika ada Saka di rumah. Setidaknya lelaki itu lebih mengenal bagaimana putranya.

Oleh sebab itu, Kirana berinisiatif menelpon Saka. Tidak peduli jika lelaki itu sibuk sekalipun.

"Halo, Saka. Javas badannya panas. Aku nggak tau harus gimana. Dikasih obat juga nggak turun panasnya. Dia rewel juga. Kalau bisa kamu pulang deh." Cerocos Kirana begitu panggilan tersambung.

"Kiara?"

Kirana mengerutkan kening. Heran mengapa suara Saka berubah jadi seperti perempuan.

Si Saka pergi nggak karena mau operasi ganti kelamin kan?

"Salah sambung kayanya," ucap Kirana.

Ia cepat-cepat memutus sambungan. Lalu memeriksa lagi kontak yang tertera di dalam ponsel.

"Nomor Saka kok." Gumamnya heran.

Different (Complete ✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang