17. Kirana and Kiara

12.4K 1.1K 11
                                    

Kirana menatap lampu taman rumah sakit. Ia merenung setelah mengetahui fakta bahwa dirinya punya kembaran yang adalah Kiara. Sungguh sulit untuk dipercaya.

Tadi, bunda terdiam saat Kirana bertanya. Purnama segera membawa wanita itu keluar dan memintanya menunggu di taman rumah sakit.

Itulah mengapa Kirana duduk di bangku taman dalam diam.

Selang beberapa waktu, Purnama datang sambil membawa dua gelas kertas berisi kopi yang mengepul.

Lelaki itu duduk di sebelah Kirana dan menyodorkan salah satu gelas yang diterima oleh wanita tersebut.

"Bagi bunda, kamu sama aku itu anak kembarnya." Purnama membuka percakapan. "Ingat waktu aku baru datang ke rumah? Waktu itu kita sama-sama umur lima tahun."

Kirana tidak ingat. Tapi dari apa yang bisa ia tangkap, Purnama adalah anak panti.

"Empat anak bunda memang anak adopsi. Tapi kamu yang satu-satunya yang dirawat sejak bayi." Lanjut lelaki itu sambil sesekali menyesap kopi panasnya.

Sementara Kirana terjebak dalam keterdiaman. Fakta bahwa Kiara adalah anak angkat sungguh mengejutkan. Ia jadi berpikir tentang dirinya sendiri.

Apa gue juga diadopsi mama sama papa?

"Semua anak bunda tahu kalau mereka bukanlah yang lahir dari rahim beliau. Tapi tetap sayang sama bunda. Kamu sayang bunda kan? Tadi bunda bilang, beliau memang salah nyembunyiin fakta bahwa kamu terlahir kembar. Jadi, bagaimana kamu tau kalau kamu kembar?" Tanya Purnama.

Kirana tergagap. Ia juga tidak tahu bagaimana cara Kiara bisa mencari dirinya. Fakta apa yang wanita itu temukan?

Sebelah tangan Purnama menepuk punggung Kirana pelan. Ia tersenyum dengan tulus dan menenangkan.

"Selamat akhirnya kamu bisa ketemu saudara kandung. Aku iri," ungkap lelaki itu.

Kirana terkekeh, "ya dan saudaraku terkapar koma di dalam sana."

Mata Kirana tertuju pada gedung rumah sakit. Lelaki di sampingnya juga melakukan hal yang sama.

Sepertinya Kirana harus bertanya pada Satria yang lebih tahu detail bagaimana Kiara bisa tahu bahwa dirinya kembar.

"Aku balik dulu. Kasihan Javas," ujar wanita itu kemudian.

Purnama mengangguk. Lelaki itu mengantarkan hingga Kirana masuk ke dalam taksi dan berpesan pada sopirnya untuk hati-hati.

Selama perjalanan, Kirana hanya menatap gedung-gedung di luar sana. Kepalanya seolah hampir meledak karena memikirkan fakta baru ini.

Ia merasa dua puluh sembilan tahun hidup dalam kebohongan. Siap dirinya, siapa orang tuanya, mengapa ia berpisah dengan Kiara.

Wanita itu ingin marah. Rasanya sungguh sakit saat tahu hidupmu penuh rahasia selama ini.

Bertanya pada mama dan papa juga sudah tidak mungkin. Sementara keluarga lain seolah tak menganggap Kirana bagian dari mereka selama ini.

Apa gue juga diadopsi sama papa mama?

Taksi berhenti di depan panti asuhan milik keluarga Kiara. Ia kemudian turun dengan langkah gontai.

Tepat di depan gerbang, wanita itu melihat Saka yang sedang menggendong Javas.

"Males banget gue hadapin dia," gumam wanita itu.

Masalah antara dirinya dan Kiara saat ini sungguh pelik. Ia tidak mau mengurusi masalah lainnya dengan Saka. Toh itu bukan urusannya juga.

Kiara, gue mohon lo be brave buat hadapin masalah lo sama Saka. Gue nggak bisa handle karena akar permasalahannya yang tau cuma lo berdua. Gue capek.

Different (Complete ✓)Where stories live. Discover now