Bonus: Lovely Family

11.2K 991 20
                                    

"Haha!"

Tawa Javas begitu riang. Ia berlarian di atas pasir putih, menghindari gulungan ombak kecil yang menghampirinya.

"Ayo nyebur." Saka menghampiri.

Ayah dan anak itu memakai baju renang ala penyelam dengan model dan warna sama. Hitam beraksen garis merah.

Sementara itu, Kiara duduk di gazebo yang menghadap pantai tidak jauh dari bibir pantai.

Di tempatnya, Kiara memerhatikan keluarga kecilnya dengan tatapan bahagia.

Ini kali pertama mereka kembali piknik setelah satu tahun. Kesibukan Saka beberapa waktu belakangan membuat mereka tidak pernah bertamasya. Belum lagi berbagai kejadian tidak menyenangkan yang kemudian menambah alasan untuk tidak bepergian bersama.

Untungnya, semua sudah berlalu. Kiara bisa kembali merasakan hangat dan bahagianya keluarga kecil mereka.

"Papa!" Teriak Javas dengan nyaring saat Saka menggendongnya dan masuk lebih dalam ke air.

"Javas nggak boleh takut, ayo belajar!" Seru Kiara dari kejauhan.

Kiara dan Saka memang ingin anak mereka tidak takut dan bisa berenang. Selama ini Javas hanya berani di kolam kecil dan dangkal. Tapi usianya sudah lebih dari lima tahun, ia harus lebih berani.

Meski takut, Javas akhirnya pasrah. Toh, sang papa memeganginya.

Matahari telah terik saat Javas dan Saka menuju gazebo. Mereka lapar. Itu sebabnya Kiara telah mengeluarkan semua bekal yang ia buat.

Piknik kali ini, Kiara membuat beberapa lembar sandwich telur. Kemudian ada nasi kepal isi ayam. Ada pula sate sosis bakso dengan saus barbeque. Tidak ketinggalan, tumis wortel dan brokoli sebagai sayuran pelengkap.

"Udah kayak mau jualan aja, Beb." Komentar Saka saat melihat isi perbekalan.

"Soalnya Javas sama papanya kalau makan kayak orang kesurupan," ejek wanita itu.

Saka tertawa kecil, "iya sih."

Keduanya pun tertawa bersama. Kemudian mulai makan.

Setelah kenyang, Javas kembali bermain. Tapi kali ini main pasir. Ia bilang mau membuat istana. Jadi, bocah itu menggeret tas berisi peralatan main pasir. Memilih tempat yang tidak jauh dari gazebo.

Orang tuanya duduk memerhatikan. Saka menikmati angin panti nan sejuk. Kiara duduk sambil menyandarkan kepalanya di bahu bidang sang suami.

"Saka," panggil wanita itu.

"Iya?"

"Kemarin pas terapi, dokter bilang kakiku udah jauh lebih baik."

"Iya, kamu kan udah cerita. Maaf ya, kemarin nggak bisa nganter."

"Dengerin dulu."

"Oke."

"Terus aku periksa lagi."

"Kamu kenapa?"

"Dengerin."

"Iya iya."

"Hasilnya..." Kiara menggantung ucapannya.

Wanita itu duduk tegak menatap Saka. Keduanya saling menatap, dengan Saka yang menunggu lanjutan ucapan Kiara.

Kiara tersenyum lebar. Lalu mencium pipi Saka dan berbisik.

"Javas mau punya adik." Lanjutnya.

Hening. Saka terdiam beberapa saat sebelum akhirnya memeluk Kiara dengan erat. Lelaki itu menciumi pipi Kiara berkali-kali untuk mengungkap kebahagiaannya.

Different (Complete ✓)Where stories live. Discover now