28 🏀 It's me....

185K 8.3K 432
                                    

Plak!

Raka menyentuh pipi nya yang terasa panas, dia baru saja di tampar oleh Erlon, papah kandung echa yang menjadi suami bunda nya.

"Kamu ini! Saya terima jika kamu tidak bisa menganggap saya sebagai papah tiri kamu, tapi kenapa kamu sampai berbuat hal hina kepada anak perempuan saya!" Bentak erlon.

Erlon langsung emosi saat niar tiba tiba meminta cerai, lalu saat ditanyakan apa alasan nya, itu semua karena niar melihat raka tidur bersama echa.

"Mas, udah, kasihan raka...." sebagai bunda nya, niar tidak tega raka di tampar oleh erlon, sudah cukup mantan suami nya saja yang terus melakukan kekerasan pada anak pertamanya itu.

"Ayah sama anak, sama berandalan nya!" Bentak erlon "Mau bagaimana jika sudah seperti ini, huh?!" Lanjut erlon, mencengkram kuat kerah seragam sekolah raka.

Erlon merasa sudah gagal menjadi suami yang baik untuk mantan sitrinya, mentari. Dan sekarang di juga agagal menjadi ayah, karena tidak melindungi echa, anak perempuan yang segalanya bagi erlon.

"Ceraikan bunda niar, maka saya akan bertanggung jawab atas kesalahan saya pada putri anda." Ucap raka, dengan ekspresi datar nya.

Plak!

Sekali lagi tamparan tangan penuh urat itu mendarat di pipi raka, bahkan sudut bibir raka sudah mengeluarkan darah segar.

.
.
.
.

Pukul 11 siang, saat cuaca sedang terik teriknya, echa dengan santai berlarian di tengah lapangan basket outdor, bola basket di tangan nya terus dia pantulkan ke alas lapangan, sesekali melempar bola ke arah ring, terhitung sudah lima puluh menit lebih cewek itu berjemur di bawah sinar matahari.

"Echa!" Teriak vivi dari pinggir lapangan, ceeek itu sedang berteduh di bawah pohon mangga, bersama tiara, jihan dan tian. Ya, dimana ada jihan, disitu pasti ada tian, bucin.

Echa melirik ke arah teman nya itu dengan mata menyipit karena silau nya matahari, dahi dan pelipis echa sudah banjir oleh keringat bahkan seragam basket cewek itu hampir basah kuyup di bagian punggung dan bahu nya.

"Sini!" Teriak jihan sambil melambaikan tangan nya, menyuruh echa cepat datang menghampiri mereka

Echa merotasi matanya, dengan ogah ogahan dia berjala ke tempat teman nya itu.

"Apaan?!" Sarkasnya sambil duduk lesehan di lantai lapangan dengan kaki yang ia selonjorkan.

"Gila aja lo, panas anjir latihan jam segini...." ucap jihan sambil memberikan sebotol air minum pocary sweat pada echa.

"Dua hari kemarin gue ngga ikut latihan, jadi gue bayar latihan hari ini...." balas echa setelah meneguk pocay sweat nya

"Ya tapi ngga usah panas panasan juga!" Sarkas tiara, menendang pelan kaki echa yang selonjoran

Echa mendelikan bahunya, tidak perduli mau panas atau tidak, echa hanya ingin menyibukan dirinya dengan kegiatan yang lebih positif "Mau gimana lagi, lapangan indor lagi dipake praktek sama anak kelas satu...."

Vivi memasukan pocky coklat ke dalam mulut echa "Lo....." gantung nya "Ngga lagi galau galau jijay kan?" Tanya nya, masih khawatir akan hubungan echa dan azril yang semakin hari semakin memburuk, bahkan kedua orang itu kini jarang sekali bertegur sapa.

Echa hanya menyinggung senyum, terhitung sudah seminggu setelah kejadian hari itu, dia dan azril benar benar kembali menjalani hidup mereka seperti sebelum nya.

Azril benar benar mengambulkan permintaan echa, cowok itu berhasil menjauhi nya.

"Lo ngga pengen baikan aja sama azril?" Celetuk tian yang langsung mendapat jitakan dari jihan dan pelototan dari tiara dan vivi, anak cewek menolak keras jika azril kembali berulah pada echa.

Iresetible QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang