32 🏀 I'm a loser

177K 7.9K 497
                                    

Dari kejauhan, azril memperhatikan echa dan raka yang sedang bercengkraman sambil tertawa bersama.

Iri? Tentu saja, azril sudah mencoba banyak wanita, tapi tidak ada yang bisa mengganti posisi echa. Dan itu sangat menyebalkan bagi azril

Lalu echa? Sekalinya dekat dengan raka, mereka sudah seperti pasangan yang saling melengkapi.
Azril cemburu? Apa itu perlu kalian tanyakan? Tentu saja dirinya cemburu.

Apa yang kurang dari azril?
Apa kelebihan raka yang tidak azril miliki?
Kenapa echa lebih memilih laki laki itu?
Kenapa echa bisa tertawa seperti itu jika bersama raka?
Apa yang sedang mereka bicarakan?

Ada banyak sekali pertanyaan di dalam pikiran azril, saking banyak nya sampai ingin sekali azril mendatangi mereka lalu menarik echa pergi dari sini.

Sudut bibir azril terangkat taka melihat raka yang pergi melanjutkan latihan bersama teman teman nya dan meninggalkan echa sendirian.

Dengan sisa keberanian nya, azril perlahan berjalan mendekat ke arah echa.

"Zril...." tahan zaki yang berdiri di depan azril saat kaki azril baru saja empat kali melangkah.

"Udah, stop" ucap zaki "Raka ngga mungkin ngebiarin gitu aja kalo lo terus terusan ganggu echa. Inget, dia ketua geng motor, gue ngga mau lo terlibat urusan lebih jauh sama dia...." lanjutnya

Azril mendorong bahu zaki lalu menyingkirkan cowok yang menghalangi jalan nya itu "Lo yang bilang kalo penyesalan adalah neraka terdalam kehidupan....." jeda azril

"Gue bakal jatuh lebih nyesel lagi kalo ngga ngejar echa sekarang...." lanjutnya yang setelah itu kembali melanjutkan langkah nya mendekat ke arah echa.

Dan ya, sekarang azril di sini.

"Cha...." panggil azril

Echa yang sedang duduk sambil mengikat tali sepatunya harus mengangkat kepala, melirik ke arah azril yang berdiri di depan nya.

"Hm?" Deham echa, menunggu cowok di depan nya ini berbicara

Azril berjongkok di depan echa, menyamakan tingginya dengan echa yang duduk lesehan diatas lantai gedung basket.

"Soal kemarin...." jeda azril, mengambil alih tali sepatu di tangan echa dan mulai mengikat nya "Gue serius, lo pikirin baik baik dulu...." lanjutnya

Echa menatap azril yang sedang mengikat tali sepatu nya "Maksud lo keputusan sekarang ini ngga gue pikirin baik baik?" Tanya echa

"Ngga..." jawab azril, selesai mengikat rapih tali sepatu kaki kiri echa dan kini berganti tali sepatu kaki kanan "Gue harus gimana? nge treat ulang lo? Ngulang semua nya dari awal lagi?" Tanya azril

Echa berdecak "Ngulang? Maksud nya lo bakal bikin gue ngeliat lagi perbuatan lo sama cewek cewek lo itu?" Tanya echa

Azril selesai mengikat rapih tali di kedua sepatu echa lalu melirik cewek di depan nya ini dengan sedikit senyum tipis, tangan nya terangkat mengelus rambut echa.

Sumpah demi apapun, azril sangat merindukan cewek satu ini, dadanya terasa sesak, ingin sekali menarik tubuh echa lalu memeluknya, melepas semua beban di pikiran nya saat ini.

"Lo tau ngga, kenapa pas kecil, kita pertama kali diajarin nulis harus pake pensil?" Tanya azril

"Gatau" balas echa

"Biar kita selalu inget, kalo setiap kesalahan itu masih bisa di perbaiki...." jawab azril

Echa menepis pelan tangan azril yang sedang menyentuh rambut nya "Tau ngga kenapa pulpen di gunakan orang dewasa?" Tanya echa

Iresetible QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang