34 🏀 I will end it

164K 8.1K 622
                                    

Ngga bisa!!!
Kenapa jadi ketagihan update sih 😭
Niat nya mau di stok draf dulu huaaaa....

Seringnya ngga tidur semaleman biar bisa up cepet.
Ayo sungkem sama gue! *ketularan bossy nya azril

Part ini kita fokus di echa dulu ya, biar masalah nya cepet lurussss kaya anu.....jalan tol.

Baca pelan pelan, gausa skip skip narasi, biar paham.
_________

Echa duduk di pinggiran pembatas rooftop, dengan mulut yang sedang mengulum permen  chupa chups dan mata yang menyelidik awan gelap di langit.

Rambut brown caramel nya yang dia kuncir cepol sembarangan tertiup angin, rasanya sangat sejuk, echa memasang kupuluk hoodie agar rambutnya itu tidak terus berterbangan.

Oke, ayo mulai berpikir, echa.

Dimana letak awal semua kesalahan ini terjadi?

Saat dia dan raka berteman?
Saat papah nya menikah lagi dengan bunda raka?
Saat kedua orang tuanya bercerai?
Saat echa dan raka berambisi menyatukan kembali keluarga masing masing?
Saat echa dan raka berjauhan?
Saat echa menaruh harapan yang tidak pasti pada azril?
Saat echa mengecewakan azril?
Saat azril berciuman dengan banyak wanita?

Dimana awal mula kesalahan ini tidaklah penting, karena yang pasti, kesalahan nya ada pada diri echa sendiri. Echa sadar betul hal itu.

Sekarang, mari pikirkan cara mengembalikan semua keadaan rumit ini.

Haruskah dia dan raka menikah?
Dengan begitu, keluarganya dan keluarga raka akan kembali utuh.

Haruskah echa meminta tanggung jawab pada azril?
Disaat azril tau dia pernah tidur bersama raka, apa akan ada kemungkinan azril masih mau menerima nya?
Bahkan cowok itu mendedam pada echa dengan cara kekanak kanakan yang membuat echa sangat sangat sakit hati dan merasa bersalah.

Atau pilihan terakhir,

Echa lari lalu mengakhiri semuanya.

Echa tidak takut kalo harus kehilangan raka bahkan azril sekalipun, echa tidak takut kehilangan semua yang dia punya, asalkan mentari ada di sampingnya.

Saat ini yang ada dalam pikiran echa hanyalah mentari, mamah nya yang terus mengabaikan echa sejak tau permasalahan ini.

Drrrtttt

Merasakan getaran di saku hoodie nya, echa mengeluarkan ponsel nya itu lalu tanpa melihat siapa yang menghubunginya, echa langsung mengangkat panggilan itu.

"Dimana?"

Tangan echa terangkat untuk mengeluarkan permen di mulutnya "Rooftop gedung tiga" jawab echa

"Gedung dua punya empat lantai, kalo mau bunuh diri, gue rekomendasiin disana, biar langsung mati di tempat"

Echa terkekeh pelan, candaan receh yang sudah lama sekali tidak dia dengar dari cowok aneh ini.

"Sebelum sampe gedung dua, gue udah lebih dulu mati kedinginan nunggu lo" balas echa

"Harusnya tadi gue piket dulu biar lo makin lama nunggu" ucap sesorang yang baru saja membuka pintu rooftop dengan tangan yang sedang memegang ponsel di telinga nya

Echa langsung mematikan sambungan telepon itu, karena orang yang dia hubungi sudah berada di sini.

"Mau nitip wasiat?" Tanya cowok itu sambil berjalan mendekat ke arah echa yang duduk di pembatas rooftop.

Echa menggelengkan kepalanya dengan tangan yang bergerak memutar permen.

Hening terjadi diantara mereka selama beberapa saat.

Iresetible QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang