46 🏀 f u

360K 8.4K 373
                                    

Setelah azril berdebat cukup panjang selama dua hari ini dengan ayah reza dan omelan dari bunda luna yang terus menyalahkan azril saat tahu calon menantunya telah keguguran, akhirnya reza memutuskan agar azril mendatangi orang tua echa sesegera mungkin.

Dan ya, saat ini dia sedang berada di rumah echa, bersama kedua orang tuanya juga acha yang sedang duduk di pangkuan azril.

Perbincangan basa basi antara reza, luna, dan mentari terdengar sangat membosankan bagi azril dan acha yang berada di antara mereka.
Jika saja echa sudah pulang dari rumah sakit, mungkin sekarang azril sedang mengobrol berdua dengan cewek itu.

Tangan mungil acha menyentuh pelan dagu azril lalu menunjuk lockscreen ponsel azeil yang terdapat foto echa "Icha..." ucap acha.

"Echa, bukan icha...." balas azril "Acha mau ketemu kakak echa?" Tanya azril setelah mencium gemas pipi gempal acha.

Acha menganguk antusias sambil tertawa menampakan gigi nya yang ompong.

"Acha nya lagi pilek, kalo ketemu sekarang kakak echa nya bisa ketularan ingus acha...." ucap azril

"Azril...." panggil luna

"Eh? Iya bun, kenapa?" Beo azril.

Azril pikir ketiga orang itu tidak menganggap dia ada disini, mengingat mereka yang sedari tadi malah membahas bisnis dan masalalu mereka.

"Kamu udah ngelamar echa?" Tanya luna, tadi mentari mengatakan kalo azril pernah mendatangi mentari untuk meminta izin melamar echa.

Azril mengangguk membenarkan.

"Kenapa gak bilang sama ayah?" Tanya reza

Azril mengerjapkan matanya "Kan waktu itu azril pernah minta izin nikah muda, tapi kata ayah jangan buru buru, tunangan aja dulu. Yaudah dari situ azril ajak echa tunangan...." jawab azril

Reza menghela nafasnya "Tapi ngga gitu juga azril. Kamu gak sopan tau, harusnya ayah nemenin kamu datengin mamah mentari...." ucap reza

"Yaudahlah, ini kan udah ketemu juga akhirnya...." balas azril

Reza geleng kepala "Maafin anak gue ya tar....." ucap reza

"Yaelah, santai aja kali, anak muda sekarang tuh kalo gak gercep ya gak keren...." balas mentari

"Jadi gimana azril...." ucap luna

Azril menaikan sebelah alisnya "Apanya yang gimana, bun?" Beo azril

"Kamu harus bertanggung jawab. Kapan kamu mau nikahin echa?" Serobot reza, kesal pada anak sulung nya yang akhir akhir ini sering membuat onar itu.

Azril meneguk susah payah saliva nya, menatap reza, luna dan mentari bergantian.

Pertanyaan seperti itulah yang selama ini ingin sekali azril dengar dari mulut ayah nya.
Okey, sepertinya azril baru saja mendapatkan tiket untuk naik level.

.
.
.
.

Azril duduk di salah satu kursi kayu, saat ini dia dan teman teman nya sedang ada di warung belakang sekolah.

Tangan azril bergerak menarik bungkus rokok serta pemantik yang ada di sampingnya lalu mengeluarkan sebatang rokok dari sana.

Setelah membakar ujung rokok, azril menghisap nya lalu menyemburkan asap putih, kali ini tangan azril mengeluarkan ponsel dengan logo apel tergigit dari saku celananya.

Sudut bibir azril terangkat saat dia melihat notifikasi pesan masuk di layar kunci ponselnya, tanpa pikir panjang lagi azril langsung memasukan pin ponselnya lalu membuka aplikasi whatsapp.

Iresetible QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang